Menlu AS Antony Blinken saat menerima kunjungan Menlu Retno Marsudi Agustus 2021 lalu. Foto: Dok.Kemenlu RI
Menlu AS Antony Blinken saat menerima kunjungan Menlu Retno Marsudi Agustus 2021 lalu. Foto: Dok.Kemenlu RI

Kedatangan Menlu AS dan Arti Peningkatan Kerja Sama dengan Asia Tenggara

Medcom • 13 Desember 2021 15:05
Washington: Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden disebut akan berusaha untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan keamanan dengan Asia Tenggara. Peningkatan tersebut dilakukan melalui kunjungan oleh diplomatnya.
 
Upaya tersebut dilakukan saat AS berupaya untuk membentuk front persatuan melawan Tiongkok di Indo-Pasifik.
 
Dilansir dari Channel News Asia, Senin, 13 Desember 2021, Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Antony Blinken pun mendarat di Jakarta, Indonesia pada Senin. Malaysia dan Thailand akan menjadi kunjungan pertama Blinken di Asia Tenggara, sejak Biden menjabat pada Januari.

Asia Tenggara diketahui telah menjadi medan pertempuran strategis antara AS dan Tiongkok, dua ekonomi terbesar dunia. Tiongkok mengklaim sebagian besar Laut China Selatan, rute perdagangan vital yang menghubungkan kawasan itu.
 
Tiongkok pun telah meningkatkan tekanan militer dan politik di Taiwan, wilayah yang dianggap Tiongkok merupakan miliknya. Blinken akan mengejar tujuan Biden untuk meningkatkan keterlibatan dengan ASEAN ke tingkat yang “belum pernah terjadi sebelumnya”.
 
Diplomat AS untuk Asia, Daniel Kritenbrink mengatakan, kepada wartawan sebelum perjalanan, peningkatan berfokus pada penguatan infrastruktur keamanan regional dalam menghadapi “intimidasi” Tiongkok dan membahas visi presiden untuk kerangka ekonomi Indo-Pasifik. 
 
Pemerintahan Biden melihat Asia Tenggara sebagai hal penting dalam upayanya untuk melawan kekuatan Tiongkok yang tengah tumbuh. Namun, kurangnya struktur formal untuk keterlibatan ekonomi sejak mantan Presiden AS, Donald Trump keluar dari kesepakatan perdagangan regional pada 2017.
 
Langkah Trump disebut telah membatasi kemampuannya guna memberikan pengaruh, sementara Tiongkok kian bertumbuh. Pemerintah pun belum menjelaskan apa sebenarnya kerangka ekonomi yang dibayangkan Biden.  
 

 
Meskipun Kritenbrink mengatakan, akan fokus pada fasilitasi perdagangan, ekonomi digital, ketahanan rantai pasokan, infrastruktur, energi bersih, dan standar pekerja.
 
Analis dan diplomat mengatakan, Menlu AS berusia 59 tahun tersebut memiliki potensi akan berusaha untuk merayu sejumlah negara, dengan menggantungkan prospek menjadi tuan rumah bagi perusahaan-perusahaan AS yang merelokasi produksi dari Tiongkok.
 
Langkah tersebut sebagai bagian dari upaya untuk mengamankan rantai pasokan yang sensitif dan pembiayaan pembangunan. Namun, tidak terdapat tanda-tanda kesediaan untuk menawarkan peningkatan akses ke pasar AS yang diinginkan kawasan itu.
 
“Ada beban pembuktian pada pemerintahan ini untuk menyampaikan strategi ekonomi yang menunjukkan sekutu dan mitra kami bahwa kami berkomitmen untuk keterlibatan ekonomi jangka panjang di kawasan ini,” kata Pakar Ekonomi Regional Pusat Studi Strategis & Internasional (CSIS) AS, Matthew Goodman. 
 
“Apa yang telah diluncurkan sejauh ini memiliki janji dalam hal itu, tetapi perlu disempurnakan,” ujar Goodman.
 
Seorang diplomat Asia mengatakan, pemerintahan Biden telah menunjukkan serius dalam keinginannya untuk meningkatkan keterlibatan dengan Asia Tenggara. Hal tersebut terlihat melalui serangkaian kunjungan tingkat senior tahun ini, partisipasi Biden dalam KTT regional, dan kerja sama keamanan jangka panjang.
 
“Namun mereka tidak memiliki respons terhadap ekonomi Tiongkok,” ucap Goodman.
 
“Tiongkok berada di depan permainan selama 20 tahun. AS perlu melakukan sesuatu untuk membantu negara-negara Asia Tenggara yang kurang berkembang. Mengirim kapal induk saja tidak cukup,” tegas Goodman.
 

 
Tokoh senior pemerintahan Biden, termasuk pembuat kebijakan Indo-Pasifik, Kurt Campbell sangat menyadari kebutuhan untuk bersaing secara lebih efektif secara ekonomi di kawasan itu dengan Tiongkok. 
 
Namun, setiap langkah untuk bergabung kembali dengan kesepakatan perdagangan yang dihentikan Trump akan penuh dengan politik, mengingat janji untuk membangun kembali ekonomi domestik. 
 
Kritikus ekonomi mengatakan, terancam oleh mekanisme seperti itu. Goodman yang juga merupakan seorang penulis tersebut menambahkan, rencana Biden masih dapat menarik, terlepas dari keterbatasannya.
 
“Jika kalian orang Vietnam, atau kalian orang Indonesia, atau Thailand, kalian ingin bermain sebagai tempat Apple untuk relokasi kemampuan perakitannya,” tambah Goodman.
 
“Jadi ada banyak hal yang menarik di negara-negara ini. Namun ada lebih banyak detail yang perlu diberikan sebelum mereka dibujuk,” pungkasnya. (Nadia Ayu Soraya)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan