Menteri Shanmugam juga menegaskan kembali alasan mengapa remaja tersebut tidak akan diadili di pengadilan, menunjukkan bahwa akan dikatakan bahwa "dia tidak melakukan apa-apa".
"Di banyak negara, itu adalah bagian dari masalah. Anda harus menunggu mereka melakukan sesuatu, dan seringkali, itu sudah terlambat, dan saya pikir orang-orang kami mendukung pendekatan di mana kami melakukan intervensi sejak dini,” imbuhnya Shanmugam.
“Terlepas dari pertanyaan tentang apa yang telah dia lakukan, Anda menempatkannya di kursi saksi, dia berbicara tentang bagaimana dia dipengaruhi oleh Tarrant, manifestonya. Apa yang dia miliki terhadap Muslim, apakah menurut Anda itu positif untuk kepercayaan antar ras kita?” tuturnya.
“Anda akan mendapat reaksi dari komunitas Muslim. Anda akan mendapatkan orang lain dari komunitas Kristen yang mendengarkan ini, dan mungkin beberapa orang mungkin menganggap bocah ini sebagai korban. Anda menghadapi risiko perpecahan Kristen-Muslim, atau memperdalam perpecahan,” ucap Shanmugam
Pihak keamanan Singapura menangkap remaja itu Desember lalu. Remaja yang duduk di bangku kelas menengah pada saat penangkapannya, adalah tahanan pertama yang terinspirasi oleh ideologi ekstremis sayap kanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News