Tema tersebut sejalan dengan situasi global di mana pandemi Covid-19 yang belum berakhir, dan terdapat ketegangan geopolitik, krisis pangan, dan energi yang menjadi tantangan tersendiri bagi demokrasi yang diharapkan memberikan akses kebutuhan utama masyarakat (public goods), seperti stabilitas dan kesempatan ekonomi, serta kesehatan, pangan dan energi.
Menurut keterangan Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Teuku Faizasyah, lebih dari 100 negara telah mengonfirmasi kehadirannya untuk BDF tahun ini, dua di antaranya adalah Rusia dan Ukraina.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Faizasyah mengatakan, Rusia dan Ukraina telah terkonfirmasi akan mengirim duta besar mereka dari Jakarta ke Bali.
Baca: BDF 2022 Dahulukan Kehadiran Fisik, Dubes Ukraina dan Rusia Dipastikan Hadir
Berbeda dari dua tahun sebelumnya, BDF ke-15 lebih mendahulukan kehadiran fisik ketimbang virtual. Faisyazah mengatakan, hal ini memungkinkan karena kondisi pandemi Covid-19 yang sudah cenderung mereda.
Mayoritas dari negara-negara perwakilan telah mengonfirmasi kehadiran secara fisik. Faizasyah mengatakan bahwa hal ini mengindikasikan Indonesia sudah lebih siap dalam menerima tamu-tamu internasional secara tatap muka.
"Interaksi fisik itu tentu lebih menarik, ya," sebut Faizasyah.
BDF adalah forum penting di kawasan Asia dan Pasifik untuk melakukan dialog antar negara untuk memajukan nilai-nilai demokrasi, dan meningkatkan rasa saling percaya dan menghargai di antara bangsa-bangsa.
Landasan BDF semakin memperkokoh dengan Road to IDF yang melibatkan pilar masyarakat madani dan media melalui Bali Civil Society and Media Forum (BCSMF), yang telah digelar untuk kali kelima tahun ini.
Baca: BCSMF 2022: Kepemimpinan Demokratis dan Solidaritas untuk Hadapi Tantangan Global
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id