Tema ini sejalan dengan situasi global di mana pandemi Covid-19 yang belum berakhir, dan terdapat ketegangan geopolitik, krisis pangan, dan energi yang menjadi tantangan tersendiri bagi demokrasi yang diharapkan memberikan akses kebutuhan utama masyarakat (public goods), seperti stabilitas dan kesempatan ekonomi, serta kesehatan, pangan dan energi.
BCSMF 2022 dibuka oleh Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Teuku Faizasyah, yang menekankan, "pentingnya memperkuat kepemimpinan demokratis yang mendorong dialog dan tanggung jawab bersama, serta mendorong semangat solidaritas antar masyarakat, dan antar negeri untuk menghadapi tantangan global dewasa ini."
Sementara itu, pelaksana tugas (plt) Ketua Dewan Pers Muhammad Agung Dharmajaya, yang juga turut menyampaikan sambutan, mengatakan bahwa negara-negara dengan pencapaian pembangunan sosial yang seimbang dan sistem demokrasi yang stabil adalah negara-negara yang menghormati hak asasi manusia (HAM) secara esensial, seperti kebebasan berekspresi dan kebebasan pers.
Forum membahas mengenai refleksi hampir 15 tahun BDF, dan kontribusi yang dihasilkan dalam mempromosikan demokrasi, serta langkah ke depan untuk memperkuat peran BDF. Forum juga membahas mengenai peran demokrasi dalam menyediakan kebutuhan mendasar masyarakat, kepemimpinan demokratis dan solidaritas global, serta peran media dan masyarakat madani dalam mendukung demokrasi.
BCSMF ke-5 diikuti oleh insan media dan masyarakat madani dari 15 negara, antara lain Inggris, Maladewa, Sri Lanka, Jerman, Malaysia, Spanyol, dan Korea Selatan. Dewan Pers Timor Leste juga turut menghadiri BCSMF sebagai peserta.
BDF adalah forum penting di kawasan Asia dan Pasifik untuk melakukan dialog antar negara untuk memajukan nilai-nilai demokrasi, dan meningkatkan rasa saling percaya dan menghargai di antara bangsa-bangsa. Landasan BDF semakin memperkokoh dengan Road to IDF yang melibatkan pilar masyarakat madani dan media melalui BCSMF.
Pertemuan BCSMF ke-5 dilaksanakan oleh Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan Dewan Pers Indonesia dan Institute for Peace and Democracy (IPD), serta sejumlah Civil Society Organizations (CSOs), yaitu Friedrich-Ebert-Stiftung (FES), Westminster Foundation for Democracy (WFD), dan Asia Democracy Research Networkd (ADRN).
Baca: BDF 2022 Kembali Digelar, Myanmar Enggak Diundang Lagi
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News