Tema yang diangkat dalam BDF kali ini adalah 'Democracy in a Changing World; Leadership and Solidarity'. Lewat tema ini, ada dua sisi pandangan yang difokuskan, yakni masalah kepemimpinan dan solidaritas.
"Forum ini masih relevan bagi negara-negara yang sudah menganut demokrasi atau baru belajar demokrasi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah di Kemenlu, Jumat, 2 Desember 2022.
Sejauh ini, sudah ada 57 negara yang menyampaikan partisipasinya dalam forum ini, ada juga observer dari 74 negara dan organisasi internasional.
Saat ditanya mengenai kehadiran Myanmar, Faiza menekankan, Indonesia tidak mengundang negara ASEAN itu untuk bergabung dalam forum ini. Seperti diketahui, Myanmar memang negara demokrasi, namun hal itu ternodai dengan adanya kudeta junta 1 Februari 2021.
"Seperti tahun lalu, Myanmar tidak diundang," kata Faizasyah.
Tahun lalu, Indonesia tidak mengundang Myanmar dalam BDF karena negara itu dipandang belum memiliki pemerintahan definitif sejak kudeta militer.
Selain Myanmar, tahun lalu Indonesia juga tidak mengundang Sudan yang juga menghadapi krisis sejak pemerintahan sipil digulingkan oleh militer.
BDF merupakan forum yang ditujukan untuk membahas demokrasi di kawasan Asia Pasifik di mana negara-negara dapat membagikan pengalaman terbaik mereka dalam menjalankan demokrasi di tengah berbagai tantangan yang ada.
"Karena sifatnya yang inklusif, BDF memberikan kesempatan bagi semua negara di kawasan untuk berpartisipasi, kita berharap ada nilai-nilai demokrasi yang diterapkan oleh negara-negara tersebut bisa diambil sebagai pembelajaran," pungkasnya.
Baca juga: Media Berperan Penting dalam Promosikan Proses Demokrasi Kawasan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News