Kedubes AS di Myanmar peringatkan adanya pergerakan pasukan gangguan komunikasi. Foto: AFP
Kedubes AS di Myanmar peringatkan adanya pergerakan pasukan gangguan komunikasi. Foto: AFP

Kedubes AS di Myanmar Peringatkan Pergerakan Pasukan, Komunikasi Diinterupsi

Juven Martua Sitompul • 15 Februari 2021 06:59
Yangon: Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Myanmar memperingatkan pada Minggu malam 14 Februari tentang pergerakan pasukan. Mereka juga menyebutkan kemungkinan ‘gangguan telekomunikasi’ di Yangon.
 
"Ada indikasi pergerakan militer di Yangon dan kemungkinan gangguan telekomunikasi antara pukul 01.00 dan 09.00 pada Senin pagi waktu setempat,” tulis Kedutaan AS di Twitter di akun resmi American Citizen Services pada Minggu malam, seperti dikutip AFP, Senin 15 Februari 2021.
 
Baca: Demo Menentang Kudeta Myanmar Berlanjut di Hari ke-9.

Peringatan itu muncul setelah kendaraan lapis baja muncul di Ibu Kota komersial Yangon, Myitkyina dan Sittwe, ibu kota negara bagian Rakhine. Tayangan langsung yang disiarkan secara online oleh media lokal menunjukkan peluncuran skala besar pertama kendaraan semacam itu di seluruh negeri sejak kudeta 1 Februari.
 
Pasukan keamanan telah meningkatkan penangkapan yang menargetkan gerakan pembangkangan sipil. Kerumunan besar warga tampak memadati jalan-jalan di pusat kota besar dan desa-desa perbatasan yang terisolasi.
 
Polisi sekarang memburu tujuh orang yang telah memberikan dukungan vokal pada protes, termasuk beberapa aktivis demokrasi paling terkenal di negara itu.
 
"Jika Anda menemukan buronan yang disebutkan di atas atau jika Anda memiliki informasi tentang mereka, laporkan ke kantor polisi terdekat," kata pemberitahuan di media pemerintah, Minggu.
 
"Mereka yang menerima pada buronan akan (menghadapi) tindakan sesuai dengan hukum,” tegas pihak militer.
 
Di antara daftar buronan itu adalah Min Ko Naing, yang menghabiskan lebih dari satu dekade di penjara karena membantu memimpin protes terhadap kediktatoran sebelumnya pada 1988 ketika masih menjadi mahasiswa.
 

 
"Mereka menangkap orang-orang pada malam hari dan kami harus berhati-hati," katanya dalam sebuah video yang dipublikasikan ke Facebook pada Sabtu, beberapa jam sebelum surat perintah penangkapannya dikeluarkan.
 
"Mereka bisa menindak dengan paksa dan kami harus bersiap,” tegas Min Ko Naing.
 
Protes 1988 membawa Aung San Suu Kyi ke puncak gerakan demokrasi Myanmar, dan peraih Nobel itu menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam tahanan rumah sebagai tahanan para jenderal. Sejak ditahan pada 1 Februari, Suu Kyi bersama para koleganya belum pernah terlihat lagi di hadapan publik.
 
Menurut kelompok Assistance Association for Political Prisoners hampir 400 orang lainnya telah ditangkap pada awal-awal kudeta, termasuk banyak sekutu politik Aung San Suu Kyi.
 
Baca: Pasukan Myanmar Lepaskan Tembakan ke Pedemo Penentang Kudeta.
 
Pemimpin militer Min Aung Hlaing menangguhkan undang-undang yang mewajibkan surat perintah penggeledahan rumah sebagai bagian dari beberapa manuver hukum yang diumumkan pada Sabtu.
 
Berita itu tidak menghalangi ribuan orang di Yangon untuk kembali ke persimpangan utama di sekitar kota dalam aksi protes jalanan sembilan hari berturut-turut.
 
Beberapa kendaraan lapis baja sempat terlihat bergerak di sekitar pusat komersial menjelang malam. Salah satunya kemudian diparkir di dalam kebun binatang kota.
 
Tetapi tujuh petugas polisi melanggar barisan untuk bergabung dengan pengunjuk rasa anti-kudeta di kota selatan Dawei. Ini mencerminkan laporan media lokal tentang pembelotan yang terisolasi dari pasukan dalam beberapa hari terakhir.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan