Ismail mengatakan bahasa Melayu sudah digunakan di sejumlah negara ASEAN selain Malaysia, seperti Indonesia, Brunei, Singapura, Thailand, Filipina, dan Kamboja. Dalam kunjungannya ke Kamboja baru-baru ini, ia memperoleh informasi bahwa ada 800.000 orang suku Cham yang menggunakan bahasa Melayu.
Sementara itu, di Vietnam ada 160.000 orang berbahasa Melayu di antara mereka yang memiliki keturunan Cham. Terdapat pula sejumlah kecil orang berbahasa Melayu di Laos.
Baca: Yasonna Janjikan Perlindungan Hukum Bagi WNI di Luar Negeri
“Oleh sebab itu, di seluruh ASEAN ada orang yang bisa bahasa Melayu. Sehingga, tidak ada alasan kenapa kita tidak bisa menetapkan Melayu sebagai salah satu bahasa resmi ASEAN,” ucap Ismail, seperti dikutip The Star, Jumat 25 Maret 2022.
Dirinya menyatakan akan membicarakannya dengan pemimpin negara-negara ASEAN.
“Saya akan berdiskusi dengan pemimpin lain negara-negara ASEAN, terutama yang berasal dari negara-negara yang sudah menggunakan bahasa Melayu,” kata Perdana Menteri Ismail Sabri.
Lebih lanjut, Ismail menyinggung penggunaan bahasa negara anggota ASEAN dalam acara internasional.
“Saat ini, hanya empat dari 10 negara ASEAN menggunakan bahasa Inggris dalam acara internasional pada tingkat internasional,” ungkapnya.
“Sementara enam negara lainnya menggunakan bahasa ibu mereka yang memerlukan penerjemahan,” ujar Ismail.
Ismail juga menyampaikan dirinya selalu meminta Kementerian Luar Negeri Malaysia untuk mempersiapkan teks pembicaraan dan dokumen terkait lain dalam bahasa Melayu sebagai referensi saat melakukan perjalanan keluar negeri secara resmi.
“Kita tidak perlu merasa malu atau canggung untuk menggunakan bahasa Melayu pada tingkat internasional,” imbuhnya.
Upaya memberdayakan bahasa Melayu pun disebutnya sejalan dengan Kerangka Kebijakan Luar Negeri Malaysia yang diluncurkan 7 Desember lalu.
Kemenlu pun diminta menyediakan kelas bahasa Melayu bagi staf Kementerian yang ditempatkan di luar negeri bersama anak-anaknya.
Beberapa anak dari staf Kementerian yang ditempatkan di luar negeri cenderung kurang bisa berbahasa Melayu lantaran belajar di sekolah-sekolah internasional.
Majelis Tinggi Malaysia sebelumnya memperoleh pernyataan dari Ismail bahwa mahasiswa asing di perguruan tinggi Malaysia juga wajib belajar bahasa Melayu. Hal ini disampaikan Ismail dalam sidang umum UMNO, Sabtu lalu.
(Kaylina Ivani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News