Bahkan, kata Jokowi, negara global yang saat ini tengah dihadapkan dengan pandemi virus korona (covid-19), justru terpecah. Negara PBB seharusnya bersatu menyelesaikan wabah yang membahayakan tersebut.
"Padahal seharusnya kita bersatu, menggunakan pendekatan win-win solution dalam hubungan antarnegara yang saling menguntungkan," kata Jokowi dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum ke-75 PBB, Selasa 22 September 2020 waktu New York atau Rabu 23 September 2020 waktu Indonesia.
Jokowi khawatir perpecahan yang terjadi akan membuat situasi dunia semakin memburuk. Perdamaian yang kini sedang ditata sedemikian rupa bisa saja goyah bahkan sirna.
"Akhirnya, dunia yang damai, stabil dan sejahtera akan semakin sulit diwujudkan," kata Jokowi.
Jokowi meminta PBB berbenah diri, melakukan reformasi, revitalisasi dan efisiensi. PBB harus bisa memastikan multilateralisme berjalan dengan baik. Terutama ketika terjadi krisis seperti saat ini.
"PBB harus lebih responsif dan efektif dalam menyelesaikan berbagai tantangan global dan kita semua memiliki tanggung jawab untuk memperkuat PBB agar tetap sejalan dengan tantangan zaman," ucap Jokowi.
Baca: Jokowi: PBB Harus Lebih Responsif dan Efektif Menyelesaikan Tantangan Global
Presiden juga meminta adanya penguatan kepemimpinan global secara kolektif. Sekalipun setiap negara pasti selalu berupaya memperjuangkan kepentingan nasional masing-masing.
"Namun, hal tersebut jangan sampai membuat kita lupa bahwa kita semua punya tanggung jawab untuk berkontribusi bagi perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan dunia," kata dia.
Jokowi berharap setiap negara bisa memperkuat kerja sama memerangi pandemi covid-19. Penguatan kerja sama dilakukan dari sisi kesehatan, sosial maupun ekonomi.
"Kita harus bekerja sama untuk memastikan bahwa semua negara bisa mendapatkan akses setara terhadap vaksin yang aman dan dengan harga terjangkau," tegas Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News