Warga Myanmar menentang kudeta militer dengan lakukan protes. Foto: AFP
Warga Myanmar menentang kudeta militer dengan lakukan protes. Foto: AFP

Militer Myanmar Serbu Kantor Partai Aung San Suu Kyi

Renatha Swasty • 10 Februari 2021 07:56

 
"Kami tidak mengoperasi luka mereka karena mereka bisa langsung meninggal. Kami 100 persen yakin mereka akan mati jika kami mengoperasi - itulah mengapa kami mengawasi kondisi mereka dengan merawat mereka secara medis,” jelas dokter tersebut.
 
Ayah salah satu korban mengatakan putranya telah ditembak "ketika dia mencoba menggunakan megafon untuk meminta orang-orang melakukan protes secara damai setelah polisi menggunakan meriam air untuk membubarkan mereka."

"Dia ditembak di bagian di belakang. Saya sangat khawatir tentang dia," kata tukang emas berusia 56 tahun itu kepada AFP.
 
Di Mandalay, kota terbesar kedua di negara itu, polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa.
 
Seorang saksi mata, yang menolak disebutkan namanya karena takut pihak berwenang mengatakan bahwa dia memberi perlindungan kepada sekitar 20 pengunjuk rasa, menawarkan air, handuk, dan masker wajah baru kepada mereka.
 
Saat malam tiba, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyuarakan "keprihatinan yang kuat" atas kekerasan tersebut.
 
"Penggunaan kekuatan yang tidak proporsional terhadap para demonstran tidak dapat diterima," kata Ola Almgren, koordinator penduduk dan koordinator kemanusiaan PBB di Myanmar.


Satu nyawa

Awal pekan ini protes oleh ratusan ribu tampaknya telah mengguncang militer, dengan panglima militer Jenderal Min Aung Hlaing berpidato di televisi pada Senin untuk membenarkan perebutan kekuasaan, mengutip klaim penipuan.
 
Tentara juga mengumumkan jam malam dan larangan pertemuan protes. Tetapi pada Selasa, demonstrasi baru muncul di Yangon, termasuk di dekat markas NLD.
 
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan