Warga Myanmar menentang kudeta militer dengan lakukan protes. Foto: AFP
Warga Myanmar menentang kudeta militer dengan lakukan protes. Foto: AFP

Militer Myanmar Serbu Kantor Partai Aung San Suu Kyi

Renatha Swasty • 10 Februari 2021 07:56
Yangon: Militer Myanmar menyerbu markas besar partai pemimpin yang digulingkan di Yangon, Aung San Suu Kyi pada Selasa malam 9 Februari 2021. Penyerbuan terjadi beberapa jam setelah PBB mengutuk kekerasan yang ‘tidak dapat diterima’ terhadap pengunjuk rasa yang menuntut kembali ke demokrasi.
 
Serangan terbaru terhadap kepemimpinan sipil Myanmar terjadi ketika kemarahan atas kudeta pekan lalu dan penahanan Aung San Suu Kyi oleh para jenderal telah mendorong ratusan ribu orang turun ke jalan dalam beberapa hari terakhir, menentang larangan militer pada unjuk rasa.
 
"Diktator militer itu menggerebek dan menghancurkan markas NLD sekitar pukul 21.30," pernyataan Partai Liga Nasional untuk Demokrasi mengumumkan di halaman Facebook, seperti dikutip AFP, Rabu 10 Februari 20201.

Penggerebekan itu terjadi setelah demonstrasi meletus selama empat hari berturut-turut pada Selasa, dengan polisi menggunakan meriam air di beberapa kota. Pihak keamanan juga menembakkan peluru karet ke pengunjuk rasa di ibu kota Naypyidaw dan mengerahkan gas air mata di Mandalay.
 
Unjuk rasa itu terjadi meskipun ada peringatan dari pemerintah militer bahwa mereka akan mengambil tindakan terhadap demonstrasi yang mengancam "stabilitas", dan larangan baru atas pertemuan lebih dari lima orang.
 
Di Naypyidaw, ibu kota terpencil yang dibangun khusus oleh rezim militer sebelumnya, saksi mata mengatakan polisi menembakkan proyektil ke arah pengunjuk rasa setelah sebelumnya meledakkan mereka dengan meriam air.
 
"Mereka melepaskan tembakan peringatan ke langit dua kali, kemudian mereka menembak (ke arah pengunjuk rasa) dengan peluru karet," kata seorang penduduk kepada AFP.
 
Setidaknya satu dokter ruang gawat darurat mengatakan militer juga menggunakan peluru tajam, menyebabkan seorang pria berusia 23 tahun dan 19 tahun dalam kondisi kritis di rumah sakit.
 
"Kami yakin itu peluru sungguhan karena luka dan luka mereka," kata dokter itu.
 
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan