Shing Ling, saat masih berseragam militer Myanmar mendukung gerakan antikudeta. Foto: AFP
Shing Ling, saat masih berseragam militer Myanmar mendukung gerakan antikudeta. Foto: AFP

Malu Siksa Warga, Tentara Myanmar Gabung Gerakan Antikudeta

Fajar Nugraha • 16 Maret 2021 17:32
Yangon: Shing Ling memberi hormat tiga jari sebagai tanda perlawanan kepada militer dan menentang kudeta. Mungkin itu biasa dilakukan pedemo penentang kudeta, tetapi Shing Ling sendiri adalah prajurit militer Myanmar.
 
Mengenakan seragam militernya, Shing Ling memberi hormat tiga jari di postingan media sosial. Dia memberontak meninggalkan militer Myanmar dan bergabung dengan gerakan demokrasi.
 
Tentara berusia 30 tahun itu memposting gambar di Facebook minggu lalu ketika pasukan keamanan melakukan tindakan keras yang semakin mematikan terhadap pengunjuk rasa. Postingan itu mendulang lebih dari seribu share ketika komentator memuji keberaniannya, sebelum profilnya dibuat tertutup.

Sejak militer menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dari kekuasaan dalam kudeta 1 Februari, lebih dari 180 orang telah terbunuh ketika polisi dan tentara mengerahkan gas air mata, granat kejut, peluru karet dan peluru tajam selama hampir setiap hari tindakan keras terhadap antikudeta demonstran.
 
"Saya merasa sangat bersalah dan malu sejak 1 Februari," kata Shing Ling kepada AFP dari tempat persembunyian di Yangon.
 
Meskipun merasa ‘terkejut’ tentang penahanan Suu Kyi, kekerasan di kota Okkalapa di Utara Yangon pada awal Maret, menjadi katalisator baginya untuk bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil nasional.
 
"Saya ditempatkan sangat dekat dengan Okkalapa Utara, jadi senjata saya yang menembak orang yang tidak bersenjata," katanya.
 
"Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi. Itu sebabnya aku memutuskan untuk bergabung (perlawanan terhadap militer),” tegas Ling.
 
Malu Siksa Warga, Tentara Myanmar Gabung Gerakan Antikudeta
Shing Ling membelot mendukung gerakan antikudeta. Foto: AFP
 
Di akun Instagram publiknya, tentara etnis Chin itu memposting foto dirinya mengenakan seragam militer sejak Oktober 2018. Dalam postingan terbarunya, dia membagikan foto dirinya yang memberikan hormat tiga jari setelah bergabung dengan boikot nasional oleh pegawai negeri yang menolak untuk bekerja di bawah rezim junta.
 
Tetapi sementara ada laporan yang terisolasi tentang pembelotan polisi dan tentara, tetap jarang bagi mereka untuk secara terbuka mengumumkan perubahan kesetiaan saat masih di Myanmar karena takut akan pembalasan.
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan