Turut disinggung bahwa Pemilu telah beberapa kali diselenggarakan dengan aman selama pandemi.
“Oleh karena itu tidak ada alasan untuk menunda pemilu, dan sebenarnya menggelarnya saat ini adalah pilihan terbaik, karena semuanya dilakukan dengan tertib, sebagaimana di Melaka, Sarawak dan Johor,” ucapnya.
Menurut Mohamad, UMNO harus bergerak mempercepat Pemilu.
"Ya, saya tahu beberapa di antara kita akan keberatan dengan usul ini, tetapi apa jaminan bahwa kondisi akan lebih menguntungkan Barisan Nasional (BN) jika kita terus menunda Pemilu?" tanya Mohamad.
Meski mengalami kemenangan telak di Melaka dan Johor, UMNO belum sepenuhnya pulih dari kekalahan tahun 2018.
Sambutan Mohamad juga menyinggung perdana menteri Malaysia saat ini berasal dari UMNO, tetapi ini bukan pemerintahan yang dipimpin UMNO.
“Saat ini, kita hanya menduduki 17 persen kursi parlemen, posisi dan pengaruh kita telah menurun sejauh ini, karena ini adalah persentase terendah (UMNO) dalam sejarah demokrasi Malaysia,” katanya.
Mohamad menguraikan usulan strategi baru. Misalnya, strategi yang lebih multikultural dan pluralistik, karena panggung politik
Malaysia saat ini seperti “pesta” dengan banyaknya partai bersaing untuk mendapatkan suara Melayu dan non-Melayu.
“Kita juga harus meyakinkan non-Melayu, karena hanya mengandalkan suara Melayu tidak akan menciptakan pemerintahan yang stabil, apalagi yang dominan,” urainya.
UMNO akan berdiri sebagai pilihan sedang, bukan ekstremis, melainkan mengedepankan pluralitas dan berfokus pada stabilitas.