Warga Myanmar terus menentang kudeta yang dilakukan oleh pihak militer. Foto: AFP
Warga Myanmar terus menentang kudeta yang dilakukan oleh pihak militer. Foto: AFP

Jumlah Pegawai Negeri Ikut Demo Membludak, Militer Myanmar Terguncang

Marcheilla Ariesta • 26 Februari 2021 15:56

Seorang dokter menyebutkan bahwa kekurangan staf berarti rumah sakit harus menolak pasien baru. "Tim pelindung medis telah dibentuk untuk memberikan perawatan darurat kepada para pengunjuk rasa," kata dokter tersebut.
 
Media lokal melaporkan bahkan saat ini di seluruh negeri, juru tulis, pengemudi, dan administrator telah diberhentikan karena mereka tidak hadir.
 
"Militer tidak mengantisipasi bahwa sebagian besar pegawai negeri akan keluar dan meninggalkan pekerjaannya," kata seorang analis kepada Channel News Asia.

"Dampak gerakan tidak akan selalu bergantung pada semua birokrasi yang berpartisipasi, namun pada bagian penting yang melumpuhkan kemampuan militer untuk mengumpulkan pendapatannya," imbuh dia.
 
Baca: Total 6 Orang Tewas dalam Demonstrasi Menentang Kudeta Myanmar.
 
Media Myanmar, Irrawaddy melaporkan demonstran yang tewas dalam unjuk rasa bertambah menjadi total enam jiwa. Yang terbaru adalah kematian pedemo di Mandalay pada Rabu lalu.
 
Korban bernama Ko Yarzar Aung, berusia 26 tahun. Ko Yarzar meninggal di rumah sakit militer setelah mengalami luka tembak di kaki saat demonstrasi.
 
Kematian Ko Yarzar memicu pertanyaan kualitas perawatan medis yang diberikan rumah sakit militer tersebut. Seorang dokter yang turut membantu merawat Ko Yarzar, Aye Nyein, mengaku otoritas militer tidak mengizinkan dia merawat pria itu. Aye Nyeing mengatakan Ko Yarzar tidak akan meninggal jika luka di kakinya ditangani dengan baik.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan