Perusahaan di balik kampanye pemasaran yang membuat orang berdandan seperti badut dan berkeliaran di luar sekolah dasar telah meminta maaf atas kepanikan yang ditimbulkan.
Baca: Badut Berkeliaran Menakuti Siswa Sekolah di Singapura.
Salah satu karakter tersebut terlihat di luar Sekolah Tao Nan di Marine Parade. Keberadaan badut itu mendorong kepala sekolah dasar untuk mengirimkan peringatan kepada orang tua untuk menasihati anak-anak mereka agar tidak mengikuti badut.
Kelvin Tan, Direktur Speech Academy Asia mengatakan kepada The Straits Times bahwa tim pemasarannya telah dikirim ke daerah-daerah di timur dan barat Singapura selama dua minggu terakhir untuk mempromosikan kursus sekolah.
Perusahaannya itu dikenal sebagai penyedia pendidikan swasta yang membimbing siswa dalam keterampilan berbicara di depan umum.
Meminta maaf atas keributan yang disebabkan, Tan mengatakan, tim pemasaran tidak mengira reaksi setelah badut berkeliaran di luar sekolah dasar sebagai bagian dari kampanye untuk mendorong orang tua untuk mendaftarkan anak-anak mereka untuk kelas pidato.
"Tidak ada niat jahat di balik kostum dan kami dengan tulus meminta maaf untuk itu. Kami tidak akan melakukannya lagi,” sebut Kevin Tan, seperti dikutip The Straits Times, Senin 20 September 2021.
Dia membantah saran bahwa badut telah membujuk murid untuk mengikuti mereka. “Karyawan kami tidak akan seenaknya mengatakan hal seperti itu,” tambahnya.
Aksi pemasaran menyebabkan Ketua Parlemen Tan Chuan-Jin memposting foto salah satu individu, yang berpakaian seperti badut dan terlihat di Bedok Selatan, di halaman Facebook-nya pada Senin (20 September).
Tan Chuan-Jin, yang merupakan anggota parlemen mewakili Marine Parade GRC, mengatakan: "Siapa pun yang melakukan apa yang saya anggap omong kosong viral marketing, hentikan!"
“Saya percaya polisi sedang menyelidiki ini. Itu tidak lucu dan sangat berbahaya,” tegas Tan Chua-Jin.
Menteri Tenaga Kerja Tan See Leng, yang juga anggota parlemen untuk Marine Parade GRC, mengimbau para orangtua untuk mengingatkan anak-anak mereka agar waspada dan tetap berada di lingkungan sekolah jika mereka menunggu orang tua mereka.
Kelvin Tan mengatakan, anggota tim roadshow perusahaan diminta untuk mengenakan "maskot lucu" sebagai bagian dari upaya penjangkauan mereka. Tetapi dia tidak tahu bahwa mereka akan berpakaian seperti badut.
“Mungkin badut itu terlalu menakutkan. Itu salah dan kami tidak akan mengulanginya lagi,” ulangnya.
Penampakan badut telah menyebabkan kegemparan di komunitas online dalam seminggu terakhir.
Dalam sebuah surat kepada orangtua yang dilihat oleh the Straits Times, kepala Sekolah Tao Nan Poh Qinyu mengatakan kepada mereka untuk menasihati anak-anak mereka agar tidak mengikuti badut.
Kepala sekolah juga mendesak orangtua untuk memberi tahu anak-anak mereka agar tidak terpikat oleh orang asing dan segera memberi tahu sekolah dan polisi jika ada karakter mencurigakan yang terlihat di dekat lingkungan sekolah.
Badut dilaporkan terlihat di beberapa lokasi, seperti Katong dan Tampines, seperti yang terlihat di postingan media sosial dalam seminggu terakhir.
Orangtua yang hanya menyebut namanya sebagai Shawalati, 36, mengatakan bahwa ketika dia menjemput putrinya dari Sekolah Dasar Angsana pada 15 September. Anaknya itu penasaran mengapa ada seorang pria berpakaian badut.
Shawalati mengatakan "badut" itu mengenakan topeng plastik yang dapat digunakan kembali dengan hidung dan bibir merah besar, dan memiliki lensa kontak abu-abu.
Badut, yang berada di luar sekolah di Tampines Street 22, berbicara dalam bahasa Melayu dan membujuknya untuk mendaftarkan putrinya ke kelas pidato.
Shawalati, yang bekerja di bandara, mengatakan: “Karena ini adalah hal pemasaran, saya mengerti bahwa penting untuk menonjol. Semua mata tertuju padanya.”
"Tapi cara mereka berpakaian membuat mereka menjadi bendera merah dan itu akan membuat anak-anak khawatir,” tutur Shalawati.
Polisi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah menerima banyak laporan tentang orang-orang berpakaian badut dan mendekati anak-anak di berbagai sekolah dasar.
"Anggota masyarakat disarankan untuk menjauh dari orang asing dan melaporkan orang atau kegiatan yang mencurigakan ke polisi," kata juru bicara polisi.
Penyelidikan polisi sedang berlangsung saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News