Namun Tiongkok tetap menyetujui pernyataan Dewan Keamanan PBB yang menyerukan pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan tahanan lainnya. Mereka juga menyuarakan keprihatinan atas keadaan darurat.
Sanksi AS
Sementara Amerika Serikat (AS) sudah menerapkan sanksi baru kepada Myanmar. Sanksi itu ditujukan kepada para jenderal Myanmar dan akan membekukan asetnya."Mereka telah mengumumkan bahwa mereka akan melakukannya dan sekarang mereka melakukannya. Selain itu, saya tidak punya apa-apa untuk dikatakan,” ujar Juru bicara militer Zaw Min Tun.
Baca: Biden Bekukan Aset Para Jenderal Myanmar.
Sanksi AS ke para jenderal pun didukung oleh rakyat Myanmar. Seorang pemilik bengkel mobil yang memprotes di dekat Jalan Pagoda Sule di pusat kota Yangon berkata: "Kami mendengar bahwa AS akan terus membantu rakyat Myanmar. Sanksi tersebut akan memblokir bisnis militer, jadi kami menyambut baik tindakan semacam itu.
“Kami akan melanjutkan pembangkangan sipil untuk mengakhiri kediktatoran. Militer tidak dapat berbuat apa-apa tanpa rakyat,” tegasnya.
Seorang pengunjuk rasa lainnya, seorang pegawai penjualan dan pemasaran, berkata: "Saya ingin komunitas internasional mengambil tindakan nyata terhadap militer daripada hanya mengeluarkan pernyataan. Organisasi internasional sudah mengetahui situasinya. Mereka perlu mendukung demokrasi."
Militer hingga saat ini masih menangkap orang dekat Aung San Suu Kyi. Salah satu ajudannya, Kyaw Tint Swe, ditahan semalam dalam gelombang penangkapan baru.
Kyaw Tint Swe pernah menjabat sebagai menteri di Kantor Penasihat Negara di bawah Suu Kyi. Anggota komite informasi NLD Kyi Toe mengatakan Kyaw Tint Swe dan empat lainnya diculik dari rumah mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News