"Tiga terkena peluru tajam dan berada dalam kondisi kritis," ucapnya, menambahkan bahwa polisi awalnya mengerahkan gas air mata dan peluru karet, sebelum menggandakan kembali dengan peluru tajam.
Seorang dokter yang merawat pasien di rumah sakit setempat memastikan jumlah orang yang berada dalam kondisi kritis.
Baca: RI Khawatirkan Meningkatnya Jumlah Korban Kekerasan di Myanmar.
"Satu orang dipukul di pahanya dan dia sekarang sedang dioperasi. Satu lagi tertembak di perut dan dia membutuhkan transfusi darah, sementara satu lagi tertembak di dada," tuturnya kepada AFP.
"Kondisinya memprihatinkan, kami tidak menyukainya,” tegasnya.
Setidaknya 21 pengunjuk rasa telah tewas sejak kerusuhan dimulai. Tentara mengatakan satu polisi tewas.
Kudeta pada 1 Februari menghentikan langkah tentatif Myanmar menuju demokrasi setelah hampir 50 tahun pemerintahan militer. Kudeta itu telah menarik kecaman dan sanksi dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya, dan meningkatnya kekhawatiran di antara tetangganya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News