Eksekusi yang diumumkan Senin 25 Juli 2022 memicu kecaman dari seluruh dunia, meningkatkan kekhawatiran bahwa lebih banyak lagi yang akan mengikuti dan mendorong seruan untuk tindakan internasional yang lebih keras terhadap junta yang sudah terisolasi.
Tetapi otoritas militer menentang, dengan juru bicara Zaw Min Tun bersikeras bahwa orang-orang itu "diberi hak untuk membela diri sesuai dengan prosedur pengadilan".
Baca: Sekjen PBB Kutuk Keras Eksekusi 4 Aktivis Demokrasi di Myanmar. |
"Jika kita membandingkan hukuman mereka dengan kasus hukuman mati lainnya, mereka telah melakukan kejahatan yang seharusnya mereka dijatuhi hukuman mati berkali-kali," kata Zaw Min Tun pada konferensi pers reguler di ibu kota Naypyidaw, seperti dikutip AFP.
"Mereka merugikan banyak orang yang tidak bersalah. Ada banyak kerugian besar yang tidak bisa diganti,” imbuh Zaw.
Para tahanan, termasuk mantan anggota parlemen dari partai pemimpin sipil terguling Aung San Suu Kyi, telah diizinkan untuk bertemu anggota keluarga melalui konferensi video, katanya, tanpa memberikan rincian.
Junta sebelumnya telah menolak kritik dari PBB dan negara-negara barat atas hukuman mati.