Pil Molnupiravir keluaran Merck/MSD dianggap ampuh hadapi semua varian covid-19. Foto: Merck
Pil Molnupiravir keluaran Merck/MSD dianggap ampuh hadapi semua varian covid-19. Foto: Merck

Asia Berlomba-lomba Dapatkan Obat Terapi Covid-19 Molnupiravir

Willy Haryono • 06 Oktober 2021 18:05
Bangkok: Kabar mengenai pil antivirus covid-19 yang diproduksi oleh Merck mengundang perhatian banyak pihak. Tak kurang, beberapa negara memburu untuk membeli obat yang meminimalisir efek dari covid-19 itu.
 
Pemerintah Thailand sedang dalam pembicaraan dengan Merck untuk membeli 200.000 pil antivirus Molnupiravir untuk pengobatan covid-19. Sebelumnya Malaysia juga mengatakan sedang pembicaraan untuk membeli obat tersebut.
 
Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin mengatakan dalam sebuah tweet bahwa ia telah memulai negosiasi untuk mendapatkan obat-obatan baru.

"Saat kami beralih ke hidup dengan covid-19, kami akan menambahkan opsi perawatan baru yang inovatif ke gudang senjata kami selain vaksin," tegas Khairy dalam Twitter.
 
Baca: Singapura Sepakati Penyediaan Pil Molnupiravir untuk Penanganan Covid-19.
 
Sementara Negeri Gajah Putih sepertinya tertinggal di belakang negara-negara Barat, setelah itu mereka alami ketika berebut mencari vaksin covid-19.
 
“Thailand saat ini sedang mengerjakan perjanjian pembelian untuk obat antivirus, yang dikenal sebagai molnupiravir,” ujar Direkut Jenderal Departemen Layanan Medis Thailand, Somsak Akksilp.
 
Korea Selatan (Korsel) dan Taiwan mengatakan mereka juga sedang dalam pembicaraan untuk membeli pengobatan potensial. Sementara Filipina, yang menjalankan uji coba pil tersebut mengatakan, pihaknya berharap penelitian domestiknya akan memungkinkan akses ke pengobatan tersebut.
 
Mereka semua menolak untuk memberikan rincian tentang negosiasi pembelian. Sejauh ini, Australia telah menandatangani perjanjian pasokan lanjutan dengan MSD (nama lain untuk Merck) untuk membeli 300.000 obat.
 

 
Singapura juga telah menandatangani perjanjian pasokan dan pembelian pil antivirus untuk mengobati covid-19 itu. “Obat itu akan tersedia di Singapura setelah mendapat izin dan persetujuan untuk digunakan,” kata MSD dalam pengumumannya, seperti dikutip dari The Straits Times, Rabu 6 Oktober 2021.
 
Baca: Pemerintah Kaji Molnupiravir untuk Obat Terapi Pasien Covid-19.
 
Molnupiravir menargetkan enzim yang dibutuhkan virus untuk membuat salinan dirinya sendiri, dengan memasukkan kesalahan ke dalam kode genetiknya. Enzim khusus ini -,yang dikenal sebagai polimerase virus,- disimpan di berbagai varian, membuat Molnupiravir efektif di seluruh varian Gamma, Delta, dan Mu.
 
“Data dari uji klinis menunjukkan obat ini paling efektif bila diberikan di awal perjalanan infeksi,” MSD.
 
Data dari uji klinis sementara yang dirilis pada Jumat menunjukkan dapat mengurangi sekitar 50 persen kemungkinan rawat inap atau kematian untuk pasien yang berisiko penyakit parah akibat covid-19.
 
Pil molnupiravir, yang dirancang untuk memasukkan kesalahan ke dalam kode genetik virus, akan menjadi obat antivirus oral pertama selama pandemi covid-19.
 
Banyak negara Asia ingin mengunci pasokan lebih awal setelah mereka dilanda keterbatasan pasokan dalam peluncuran vaksin mereka tahun ini. Menempatkan mereka di belakang negara-negara kaya yang membeli ratusan juta dosis.
 
"Kami sekarang sedang mengerjakan perjanjian pembelian dengan Merck yang diharapkan selesai minggu ini. Kami telah memesan 200.000 pil sebelumnya," kata Somsak.
 
Somsak mengatakan pil bisa tiba segera setelah Desember, meskipun kesepakatan itu akan tunduk pada persetujuan pil oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) dan regulator Thailand.
 
Merck dan mitranya Ridgeback Biotherapeutics berencana untuk mencari otorisasi penggunaan darurat AS untuk pil tersebut sesegera mungkin dan untuk membuat aplikasi regulasi secara global.
 

 
Pilihan pengobatan saat ini termasuk Remdesivir antivirus yang diresapi Gilead Sciences dan steroid Deksametason generik, yang keduanya umumnya hanya diberikan setelah pasien dirawat di rumah sakit.
 
Merck mengatakan pihaknya mengharapkan untuk menghasilkan 10 juta kursus pengobatan pada akhir 2021. Mereka memiliki kontrak pemerintah AS untuk memasok 1,7 juta kursus Molnupiravir dengan harga USD700 atau Rp9,9 juta per kursus obat (periode penggunaan obat).
 
Perusahaan telah mengatakan bahwa mereka merencanakan pendekatan penetapan harga berjenjang berdasarkan kriteria pendapatan negara.
 
Di Filipina, Wakil Menteri Kesehatan Maria Rosario Vergeire mengatakan pada konferensi pers reguler pada Senin bahwa, "Kami melihat kami dapat memiliki lebih banyak akses ke obat ini karena kami memiliki rekan uji klinis ini."
 
Seorang juru bicara Komisi Eropa mengatakan Brussels dapat meluncurkan pengadaan bersama terapi untuk blok tersebut. Ini merupakan strategi serupa yang digunakan untuk membeli vaksin covid-19, tetapi tidak ada informasi khusus tentang obat Merck.
 
Seorang juru bicara kementerian kesehatan Jerman mengatakan pemerintah memantau perkembangan terapi baru, tetapi menolak berkomentar apakah Jerman berencana memesan pil Merck.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan