Meskipun calon presiden populer di kalangan pemilih muda, ada juga pendukung dari generasi tua yang mengalami 20 tahun pemerintahan mendiang presiden Marcos dan hidup di bawah darurat militer.
Beberapa dari mereka mengingat perasaan kecewa terhadap berbagai pemerintahan yang memerintah Filipina setelah pengasingan Marcos.
“Kami berulang kali mendengar tentang persatuan dan perdamaian. Saya sudah mendengar hal itu sejak 1986,” kata Ricky Roel, 54, dari Manila.
Dia menambahkan bahwa dia menghadiri kampanye untuk mengenal calon presiden lebih baik, antara lain.
“Saya telah menghadiri banyak kampanye umum dan pelantikan, dan terkadang Anda melihat kandidat yang awalnya menyenangkan tetapi berubah seiring waktu. Jadi, saya berharap apa pun yang dia katakan akan benar-benar terjadi,” tuturnya kepada CNA.
“Jujur, bagi saya siapapun yang duduk sebagai presiden, yang terpenting adalah keikhlasan orang tersebut untuk membantu bangsa dan rakyat,” pungkas Roel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News