Presiden COP26 Alok Sharma menyampaikan pidato pembukaan KTT COP26 di Glasgow, Skotlandia, 31 Oktober 2021. (DANIEL LEAL-OLIVAS / AFP)
Presiden COP26 Alok Sharma menyampaikan pidato pembukaan KTT COP26 di Glasgow, Skotlandia, 31 Oktober 2021. (DANIEL LEAL-OLIVAS / AFP)

Presiden COP26 Kunjungi Indonesia Pekan Ini untuk Menindaklanjuti Komitmen RI

Willy Haryono • 14 Februari 2022 21:04

Alok Sharma juga akan bertemu dengan Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia (FPCI) untuk diskusi mendalam dengan Bapak Dino Pati Djalal mengenai 'apa langkah selanjutnya' untuk perubahan iklim; dan menjawab pertanyaan dari media secara daring dalam sebuah jumpa pers dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif.
 
“Melalui tahun Kepresidenan COP26 kami, Inggris akan terus bekerja dengan semua negara, termasuk Indonesia, untuk mewujudkan komitmen dalam Pakta Iklim Glasgow yang bersejarah menjadi tindakan. Indonesia, sebagai Presiden G20, memiliki peran penting untuk memastikan negara-negara memenuhi apa yang mereka janjikan di Glasgow," ucap Alok Sharma.
 
"Transisi ke ekonomi nol bersih merupakan peluang ekonomi yang sangat besar bagi setiap negara dan sektor," sambungnya.

"Sebagai ekonomi yang tumbuh cepat dengan potensi energi baru terbarukan yang signifikan, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pemimpin iklim internasional dan kami ingin mendukung dan mengakui ambisinya," ungkap Alok Sharma.
 
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste Owen Jenkins mengatakan bahwa Alok Sharma akan mengunjungi Indonesia untuk melihat pekerjaan yang sedang berlangsung di sini. Inggris ingin bekerja sama dengan Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim, dan telah melakukannya melalui dialog FACT, yang mendukung perdagangan komoditas berkelanjutan, dan diketuai bersama oleh Indonesia dan Inggris; program Mentari Low Carbon Development dan Friends of Indonesia Renewable Energy (FIRE) Dialogues yang berkolaborasi dalam transisi energi Indonesia; dan kemitraan Indonesia-Inggris di bidang kehutanan yang telah berjalan cukup lama, dalam upaya mendukung upaya Indonesia mempromosikan pembangunan berkelanjutan di sektor kehutanan, menghentikan deforestasi ilegal dan mempromosikan perdagangan kayu legal.
 
"Dunia sudah berubah dengan cepat. Produksi tenaga surya dan angin meningkat 7 kali lipat hanya dalam 10 tahun, sementara jaringan tenaga batu bara telah berkurang lebih dari 75% sejak 2015. Badan Energi Internasional memperkirakan bahwa sekitar 30 juta pekerja baru dibutuhkan pada 2030 untuk memenuhi peningkatan permintaan di ekonomi bersih. Ini memberi negara seperti Indonesia – dengan potensi besar dalam energy baru terbarukan dan cadangan nikel – peluang besar," tutur Dubes Owen.
 
"Sejak COP26 kami telah menjajaki hal-hal lain yang dapat kami lakukan untuk mendukung Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim dengan percaya diri dan ambisius. Kunjungan Bapak Sharma akan membantu memajukan pekerjaan ini lebih jauh lagi," pungkasnya.
 
Baca:  Indonesia Tindaklanjuti Hasil COP26
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan