Duta Besar Swedia untuk Indonesia Marina Berg. Foto: Kedubes Swedia
Duta Besar Swedia untuk Indonesia Marina Berg. Foto: Kedubes Swedia

Ragam Bentuk Kerja Sama Indonesia-Swedia Perkuat Pemulihan Ekonomi Pascapandemi

Fajar Nugraha • 03 Desember 2021 14:25
Jakarta: Kegiatan Sweden-Indonesia Sustainability Partnership Week (SISP Week) menjadi bukti kuatnya hubungan diplomatik yang harmonis antara Indonesia dan Swedia. Ini menjadi masa depan platform kerja sama kedua negaranya.
 
Duta Besar Swedia untuk Indonesia Marina Berg menegaskan bahwa hubungan bilateral antara Indonesia dan Swedia sangat kuat. Hubungan ini menjadi sangat penting saat kunjungan Raja Carl XVI Gustaf dan Ratu Silvia ke Indonesia pada 2017. Kemudian diikuti dengan SISP, kedua negara mengambil langkah penting untuk membawa kerja sama yang lebih luas lagi.
 
“Ini merupakan platform masa depan kerja sama kita. SISP juga memperlihatkan bahwa Indonesia memiliki kesamaan dnegan Swedia di berbagai isu, dengan kehadiran perusahaan Swedia di negara ini,” ujar Dubes Marina Berg, saat berdiskusi dengan wartawan secara virtual, Kamis 2 Desember 2021.

“Kita bisa bekerja sama dalam banyak area, bukan hanya dalam hal yang dibahas dalam SISP week. Konsep SISP telah menjadi platform bagi kita untuk bekerja sama dalam bidang lain di masa depan,” imbuhnya.
 
Baca: Indonesia-Swedia Jajaki Kemitraan untuk Pemulihan Ekonomi Pascacovid-19.
 
Platform penting lainnya juga melibatkan Sustainable Development Goals (SDGs). Dalam melakukan hal itu, Indonesia dan Swedia menurut Dubes Berg perlu menyatukan sektor swasta dan sektor publik, serta termasuk akademisi. Ini disebut triple helix concept.
 
“Bagi saya dan tim Swedia, ini menjadi platform yang sangat bagus melanjutkan upaya bersama,” tutur Dubes Berg.

Perdana menteri baru

Swedia saat ini dipimpin oleh Perdana Menteri perempuan pertama Magdalena Andersson. Meskipun sempat mundur setelah beberapa jam dinyatakan sebagai perdana menteri, Andersson akhirnya secara resmi memimpin Swedia.
 

 
Bagi Dubes Berg, keberadaan PM Andersson bisa memperkuat hubungan yang sudah ada. “Sebelumnya saya sudah jelaskan bahwa hubungan kita sudah bagus dan kuat, tetapi tentu saja ada ruang untuk perkembangan baru,” ucapnya.
 
“PM Andersson adalah mantan Menkeu Swedia dia juga memiliki ikatan kuat dengan Indonesia dalam beberpa tahun terakhir.  Dia bukan pendatang baru (dalam hubungan kedua negara),” imbuh Berg.
 
“Dia terlibat dalam IMF dan dia juga menjadi ketua bersama Koalisi Menkeu untuk Perubahan Iklim bersama dengan Menkeu Sri Mulyani. Itu sebabnya hubungan antara kedua negara kita bisa lebih kuat lagi,” menurutnya.
 
“Yang bagus adalah, PM baru kami bukan pendatang baru dan dia tahu banyak mengenai Indonesia,” tambahnya.

Isu keberlanjutan

Dubes Marina Berg turut menjelaskan isu keberlanjutan dalam kerja sama Swedia-Indonesia. Sebagai sebuah negara, Swedia sudah memiliki pengalaman luas mengenai solusi keberlanjutan.
 
Dubes Berg menambahkan, saat ini Indonesia dan Swedia bergerak menuju pemulihan setelah pandemi covid-19. Kedua negara memiliki peluang untuk memikir ulang pemulihan pascapandemi dapat dilakukan secara ramah lingkungan dan berkelanjutan.
 
Baca: Energi Terbarukan dan Transfer Teknologi Jadi Fokus Kerja Sama RI-Swedia.
 
Swedia menurutnya akan mendukung transisi semacam ini. Tentunya akan bekerja sama dengan negara lainnya secara bilateral atau global. Mulai dari menyediaan pendanaan dan teknologi inovatif, tentu juga meningkatkan ukuran yg memastikan kitasemua bebas fosil di masa depan.
 

 
“Perubahan menuju sumber daya bebas fosil memang mahal, tetapi dampaknya akan lebih mahal di masa depan jika tidak dilakukan,” tegasnya.
 
“Bersama dengan Indonesia, kami akan berupaya memenuhi target energi dan perubahan iklim nasional maupun internasional. Terutama agenda 2030 dan Paris Agreement,” ucap Dubes Berg.
 
Dalam sisi ekonomi, Swedia sudah memiliki perusahaan yang besar dan bagus masuk ke Indonesia. Dengan lebih dari 80 perusuhaan yang terkait dengan Swedia beroperasi. Namun menurut Dubes Berg, tentunya akan ada lebih banyak brand lain yg bisa masuk, kerena Indonesia dianggap sebagai pasar yang menarik dan selalu tumbuh.
 
“Indonesia merupakan pasar yang penting, bukan hanya untuk melakukan investasi tetapi juga barang. Kita bisa berbagi kompetensi dan pengalaman yang bisa menguntungkan semuanya, baik untuk rakyat dan kedua negara,” ucapnya.
 
“Saya melihat upaya pemulihan ekonomi yang dilakukan pemerintah Indonesia setelah pandemi. Saya kira solusi dari Swedia akan sangat menarik. Solusi itu, perdagangan bebas bukan pembatasan. Jika kita buka halangan untuk kerja sama tentu akan membawa keuntungan lebih besar,” jelasnya.
 

 
Salah satu perusahaan Swedia, Ericsson sudah ada di Indonesia sejak lama. Mereka dianggap menjadi duta terbaik bagi diplomasi swedia. Mereka datang dengan solusi berkelanjutan dan baik untuk semua pihak dan tentunya masa depan yang bisa meningkatkan perekonomian dan penciptaan lapangan kerja, termasuk juga transfer teknologi.

Pendidikan

Sektor pendidikan menjadi sektor utama di Swedia. Bagi Dubes Berg, pendidikan merupakan bidang dimana pemerintah swedia mencurahkan perhatian utama dan dana.
 
“Satu hal yang fundamental di Swedia adalah dari mulai anak-anak, diajar untuk mempertanyakan sesuatu. Bertanya kepada ayah-ibu dan guru, jadi anda dibiasakan untuk menganalisa pertanyaan yang didapat sebagai siswa,” ujar Dubes Berg.
 
Jadi hal ini menstimulasikan pemikiran dan menumbuhkan sikap rasa ingin tahu. “Ini yang membuat kami menjadi warga yang inovatif dan menjadi salah satu negara yg paling inovatif di dunia,” tambahnya.
 
Dubes Berg mengakui sistem pendidikan di Indonesia sangat berbeda dengan yang ada di Swedia. Salah satu hal yang penting baginya, rakyat Indonesia yang ingin merasakan pendidikan di Swedia bisa mengikuti program Study in Sweden.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan