Dalam pidatonya, Jokowi menyebut vaksin akan menjadi game changer dalam perang melawan pandemi. Sehingga kerja sama penanganan covid-19 antarnegara harus diperkuat.
Baca: Jokowi: PBB Harus Lebih Responsif dan Efektif Menyelesaikan Tantangan Global
"Yang current, sekarang kan isu covid-19, dan kekhawatiran jangan sampai vaksin hanya dimonopoli oleh negara-negara yang mampu. Jadi ditekankan bahwa vaksin bisa didapat semua orang tanpa kecuali," ujar pengamat hubungan internasional, Dewi Fortuna Anwar, saat dihubungi Media Indonesia, Rabu, 23 September 2020.
Isu penting lain terkait multilateralisme. Jokowi, kata Dewi, berharap negara lain, khususnya negara berkembang tidak mengambil jalan unilateralisme atau hanya bilateralisme. Sebab kerja sama terbatas itu menyulitkan negara mendapat perlindungan keamanan dan kesejahteraan.
"Tadi dikatakan yang penting bahwa multilateralisme yang harus delivered, jangan sampai multilateralisme yang tidak mampu delivered, tidak mampu menjawab. Karena ini tantangan," kata dia.
Sementara itu, isu ketiga adalah reformasi dan penguatan PBB. Menurut Dewi, Jokowi menyampaikan hal itu karena belakangan PBB dianggap kurang efektif dalam menghadapi berbagai tantangan. Dewi menyebut bahwa PBB merupakan variabel yang dependen, bukan independen.
"Sejauh mana negara anggota memberi dukukan ke PBB, sejauh itu pula dia akan memiliki kemampuan. Jadi di sini reformasi PBB juga ditekankan," terang Dewi.
(Tri Subarkah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
