Sekelompok pedemo juga menggelar aksi menyalakan lilin untuk memperingati kematian bocah bernama Khin Myo Chit. Aksi ini digelar di kota Yangon dan juga Thahton di negara bagian Mon.
Media lokal Myanmar Now melaporkan bahwa beberapa prajurit berusaha menembak seorang pria di dalam sebuah rumah di kota Mandalay pada Selasa kemarin. Namun peluru tersebut mengenai seorang anak perempuan yang sedang duduk di pangkuan sang ayah.
Baca: Bocah 7 Tahun Tewas Tertembak Peluru Pasukan Keamanan Myanmar
Petugas kesehatan berusaha keras menyelamatkan korban, namun pada akhirnya berakhir gagal. Keluarga korban mengatakan, kakak Khin yang berusia 19 tahun ditahan pasukan keamanan Myanmar usai penembakan.
Junta militer Myanmar belum berkomentar mengenai laporan kematian Khin Myo Chit.
Sebagai bentuk protes terhadap aksi kekerasan junta sekaligus mengenang kematian Khin, para aktivis menyerukan aksi protes berbeda untuk Rabu ini. Mereka mendorong semua orang untuk tidak turun ke jalan dan mengakhiri semua aktivitas perekonomian selama satu hari penuh.
"Tidak usah keluar rumah. Tidak perlu ada toko yang buka. Tidak perlu bekerja. Semua ditutup hanya hari ini saja," kata Nobel Aung, seorang ilustrator, dilansir dari laman Channel News Asia.
Rangkaian konten di media sosial mengindikasikan bahwa berbagai jenis usaha di Myanmar, mulai dari jasa angkutan hingga ke farmasi, ditutup total sepanjang Rabu ini.
Selasa kemarin, juru bicara junta Myanmar Zaw Min Tun mengekspresikan kesedihan atas kematian demonstran anti-kudeta, yang jumlahnya disebut mencapai angka 164. "Mereka adalah warga kami juga," ucapnya.
Berbeda dari versi junta, kelompok Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mencatat jumlah korban yang tewas di tangan pasukan keamanan Myanmar mencapai setidaknya 261.
Grup Save the Children mengatakan bahwa dari total kematian dalam demo di Myanmar sejauh ini, lebih dari 20 di antaranya adalah anak-anak. Kematian Khin terjadi satu hari usai anak berusia 14 tahun dikabarkan tewas tertembak di kota Mandalay.
"Kematian anak-anak ini sangat mengkhawatirkan karena sebagian dari mereka ditembak saat sedang berada di dalam rumah, di tempat yang seharusnya aman dari segala bentuk ancaman," tutur Save the Children.
Kudeta militer di Myanmar berlangsung pada 1 Februari lalu, yang dimulai dengan penahanan sejumlah tokoh penting termasuk pemimpin de facto Aung San Suu Kyi.
Rabu ini, junta militer Myanmar telah membebaskan 600 tahanan yang sebagian besar adalah demonstran anti-kudeta.
Baca: Junta Militer Myanmar Bebaskan 600 Tahanan Jelang Sidang Suu Kyi
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News