Kudeta militer di Myanmar terjadi pada 1 Februari, yang dimulai dengan penahanan sejumlah tokoh penting, termasuk pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint.
Berdasarkan keterangan seorang staf layanan pemakaman di kota Mandalay, seorang bocah berusia tujuh tahun meninggal akibat luka tembak di wilayah Chan Mya Thazi.
Media lokal Myanmar Now melaporkan bahwa beberapa prajurit berusaha menembak seorang pria di dalam sebuah rumah. Namun peluru tersebut mengenai seorang anak perempuan yang sedang duduk di pangkuan sang ayah.
Dilansir dari laman BBC pada Rabu, 24 Maret 2021, anak tersebut diidentifikasi sebagai Khin Myo Chit. Petugas kesehatan berusaha keras menyelamatkan korban, namun pada akhirnya berakhir gagal.
Keluarga korban mengatakan, kakak Khin yang berusia 19 tahun ditahan pasukan keamanan Myanmar usai penembakan.
Junta militer Myanmar belum berkomentar mengenai laporan kematian Khin Myo Chit.
Selasa kemarin, juru bicara junta Myanmar Zaw Min Tun mengekspresikan kesedihan atas kematian demonstran anti-kudeta, yang jumlahnya disebut mencapai angka 164. "Mereka adalah warga kami juga," ucapnya.
Berbeda dari versi junta, kelompok Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mencatat jumlah korban yang tewas di tangan pasukan keamanan Myanmar mencapai setidaknya 261.
Baca: Junta Militer Myanmar Berduka atas Kematian Demonstran Anti-Kudeta
Grup Save the Children mengatakan bahwa dari total kematian dalam demo di Myanmar sejauh ini, lebih dari 20 di antaranya adalah anak-anak. Kematian Khin terjadi satu hari usai anak berusia 14 tahun dikabarkan tewas tertembak di kota Mandalay.
"Kematian anak-anak ini sangat mengkhawatirkan karena sebagian dari mereka ditembak saat sedang berada di dalam rumah, di tempat yang seharusnya aman dari segala bentuk ancaman," tutur Save the Children.
"Fakta bahwa ada banyak anak yang dibunuh menunjukkan ketidakpedulian pasukan keamanan (Myanmar) terhadap nyawa manusia," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News