Pernyataan kutukan dari Pemerintah Indonesia menjadi berita terpopuler Internasional Medcom yang diikuti dengan kabar mengenai WHO yang menegaskan data Tiongkok kurang mewakili dampak besar covid-19.
Ditambah lagi dengan Rusia yang mengakui lebih banyak tentaranya tewas dalam serangan Ukraina. Berikut selengkapnya mengenai berita terpopuler Internasional Medcom:
1. Indonesia Kutuk Kunjungan Menteri Kontroversial Israel ke Kompleks Masjid Al-Aqsa
Pemerintah Indonesia Mengutuk kunjungan Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir ke komplek Masjid Al-Aqsa 3 Januari 2023. Ben-Gvir dikenal sebagai tokoh sayap kanan yang kerap menghasut.“Kunjungan tersebut merupakan provokasi yang dapat memicu ketegangan dan siklus kekerasan baru di Palestina,” menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri RI, dilansir dari situs Kemlu.go.id, Kamis 5 Januari 2023.
“Indonesia menyerukan Israel untuk menghormati status quo yang sudah disepakati bersama dan menghindari aksi dan provokasi yang mencederai tempat-tempat suci di Yerusalem,” imbuh Kemenlu.
Apa yang bisa dilakukan Indonesia terkait masalah ini? Simak tautan ini.
2. WHO Tegaskan Data Tiongkok Kurang Mewakili Dampak Wabah Baru Covid-19
Data covid-19 Tiongkok tidak memberikan gambaran yang akurat tentang situasi di sana. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyebutkan data itu kurang menggambarkan jumlah rawat inap dan kematian akibat penyakit tersebut.Badan PBB itu bersiap untuk bertemu ilmuwan Tiongkok lagi pada Kamis sebagai bagian dari pengarahan yang lebih luas di antara negara-negara anggota tentang situasi covid-19 global karena kekhawatiran tentang penyebaran cepat virus di ekonomi nomor dua dunia itu.
Pada Selasa 3 Januari 2023, para ilmuwan top Tiongkok mempresentasikan data kepada kelompok penasihat teknis WHO yang menunjukkan tidak ada varian virus korona baru yang ditemukan di negara berpenduduk 1,4 miliar orang itu.
Apakah Tiongkok tidak mengeluarkan data secara transparan? Selanjutnya di sini.
3. Rusia Akui Lebih Banyak Tentara Tewas dalam Serangan Ukraina
Para petinggi militer Rusia berada di bawah pengawasan ketat setelah Kremlin mengakui lebih banyak tentara tewas dalam satu serangan artileri daripada yang terungkap sebelumnya.Beberapa pejabat Rusia berusaha menyalahkan tentara mereka sendiri atas serangan yang menghancurkan itu. Mereka menyoroti penggunaan ponsel yang tidak tepat membantu Ukraina menentukan lokasi personel militer, sebuah klaim yang ditanggapi dengan skeptis.
Pasukan Ukraina menargetkan satu bangunan dengan serangan rudal di kota Makiivka yang dikuasai Rusia di Ukraina - mereka mengklaim sekitar 400 tentara tewas dalam ledakan itu, dengan 300 lainnya terluka.
Berapa jumlah sebenarnya dari tentara Rusia yang tewas? Simak di sini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News