Kemenangan Donald Trump disebut tidak terlepas dari intervensi Rusia (Foto: AFP).
Kemenangan Donald Trump disebut tidak terlepas dari intervensi Rusia (Foto: AFP).

CIA Sebut Rusia Bantu Donald Trump Menangkan Pilpres AS

Arpan Rahman • 10 Desember 2016 11:39
medcom.id, Washington: Dinas intelijen Amerika Serikat (AS), CIA, berkesimpulan Rusia melakukan intervensi di pemilu 2016 untuk membantu Presiden terpilih Donald Trump memenangkan kursi di Gedung Putih. Campur tangan Rusia bukan hanya untuk merusak kepercayaan dalam sistem Pemilu AS. 
 
Mengutip para pejabat AS yang menjelaskan masalah ini, the Washington Post mengatakan CIA telah mengidentifikasi beberapa individu. Mereka memiliki koneksi ke Pemerintah Rusia yang menyediakan ribuan email yang diretas dari Komite Nasional Demokrat dan lain-lain, termasuk dari ketua kampanye presiden Hillary Clinton, untuk WikiLeaks.
 
Para pejabat menggambarkan individu tersebut sebagai orang-orang yang dikenal dalam komunitas intelijen. Mereka menjadi bagian dari operasi Rusia yang meluas untuk mengangkat Trump dan mengurangi kemungkinan Clinton memenangkan pemilu.
 
"Penilaian dari komunitas intelijen bahwa tujuan Rusia di sini adalah untuk mendukung salah satu calon melawan yang lain, untuk membantu Trump terpilih," sebut the Washington Post, mengutip kata-kata seorang pejabat senior AS. 
 
"Itu pandangan konsensus," menurut laporan CIA tersebut yang dipaparkan The Washington Post, Sabtu (10/12/2016).
 
The Washington Post pun menyebutkan pejabat itu telah diberitahu tentang presentasi intelijen yang dilakukan oleh CIA kepada beberapa senator kunci AS secara diam-diam, pekan lalu.
 
Penilaian CIA -- disebut the Washington Post -- sebagai rahasia, mengutip tumpukan bukti dari berbagai sumber. Pemrasaran membeberkan kepada senator: sudah "cukup jelas" bahwa terpilihnya Trump adalah tujuan Rusia," papar the Washinton Post mengutip para pejabat yang menginfokan secara anonim.
 
Pada Oktober, Pemerintah AS secara resmi menuduh Rusia mengadakan kampanye serangan siber terhadap organisasi Partai Demokrat menjelang pemilihan presiden 8 November.
 
 
Presiden Barack Obama telah berkata bahwa dirinya memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang konsekuensi atas serangan tersebut. Namun para pejabat Rusia sudah membantah semua tuduhan campur tangan dalam pemilihan AS. Seorang Juru Bicara CIA mengaku badan tersebut tidak memiliki komentar mengenai laporan ini.
 
Trump mengumbar ketidakpercayaannya bahwa Rusia berada di balik serangan siber. Tim transisinya mengeluarkan pernyataan soal "klaim campur tangan asing dalam pemilu AS," pada Jumat 9 Desember, tapi tidak secara langsung menyebut masalah ini.
 
Email yang diretas lantas disalurkan ke WikiLeaks menjadi sumber memalukan bagi kampanye Clinton selama pilpres.
 
 
Presentasi CIA meringkas penilaian formal AS melalui 17 badan intelijen AS. Seorang pejabat senior AS mengatakan, masih ada perbedaan pendapat kecil di antara pejabat intelijen tentang penilaian tersebut karena beberapa pertanyaan yang belum terjawab, katanya.
 
Badan-badan intelijen tidak memiliki pelacakan tertentu yang menunjukkan Kremlin mengarahkan para individu itu untuk menyalurkan email yang diretas kepada WikiLeaks, kata pejabat senior lain kepada WP. Para aktor yang dengan "satu langkah" sudah terhapus dari pemerintah Rusia bukan pegawai pemerintah, kata pejabat itu.
 
Pendiri WikiLeaks Julian Assange telah mengungkap dalam sebuah wawancara televisi bahwa pemerintah Rusia bukanlah sumber dari email-email (yang diretas), pungkas the Washington Post.
 
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan