Hubungan antara pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump, memburuk karena tidak mencapai kata kesepakatan mengenai denuklirisasi Korut. (Foto: AFP).
Hubungan antara pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump, memburuk karena tidak mencapai kata kesepakatan mengenai denuklirisasi Korut. (Foto: AFP).

Langgar Sanksi, AS Tangkap Kapal Batu Bara Korea Utara

Arpan Rahman • 10 Mei 2019 20:09
Washington: Amerika Serikat mengatakan telah menyita kapal kargo Korea Utara, menuduhnya melanggar sanksi internasional.
 
Kementerian Kehakiman AS berkata kapal itu digunakan untuk mengangkut batu bara, ekspor terbesar Korut, tetapi dikenakan larangan ekspor Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Kapal itu awalnya disita di Indonesia pada April 2018.
 
Baca juga: Korut Dilaporkan Lepaskan Tembakan Proyektil.

Ini kali pertama AS merebut kapal Korut karena melanggar sanksi dan langkah ini muncul di tengah memburuknya hubungan antara keduanya.
 
Pertemuan antara pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump berakhir tanpa kesepakatan pada Februari. AS bersikeras Korut menghentikan program nuklirnya dan Pyongyang menuntut bantuan terhadap
sanksi.
 
Korut telah melakukan dua tes senjata sepekan terakhir sebagai upaya meningkatkan tekanan pada AS atas kegagalannya membuat konsesi.
 
Kapal kargo Korut, Wise Honest, pertama kali ditangkap tahun lalu dan AS mengajukan surat perintah penyitaan pada Juli 2018. Indonesia telah menyerahkan kapal itu, dan sekarang sedang dalam perjalanan ke AS. Para pejabat AS menekankan bahwa pengumuman itu tidak ada hubungannya dengan uji coba misil Korut.
 
"Kantor kami menemukan skema Korut mengekspor berton-ton batu bara bermutu tinggi ke pembeli asing dengan menyembunyikan asal kapal mereka, The Wise Honest," kata jaksa penuntut AS Geoffrey S Berman.
 
"Skema ini tidak hanya memungkinkan Korut menghindari sanksi, tetapi The Wise Honest juga digunakan untuk mengimpor alat berat ke Korut, membantu memperluas kemampuan Korut dan melanjutkan siklus penghindaran sanksi," tegasnya, dikutip dari laman BBC, Jumat 10 Mei
2019.
 
Pembayaran untuk pemeliharaan The Wise Honest diduga dilakukan dalam dolar AS melalui bank-bank AS yang tidak waspada -- memberikan otoritas AS kesempatan untuk melakukan tindakan hukum penyitaan sipil
yang tidak biasa.
 
Korut sudah menjadi sasaran serangkaian sanksi AS dan internasional atas pengembangan senjata nuklir dan uji coba rudal Pyongyang.
 
Sebagian besar perkembangan mengenai kedua negara menunjukkan kembali ke permusuhan tetapi Perwakilan Khusus AS untuk Korut Stephen Biegun saat ini berada di Korea Selatan guna membahas cara memulai kembali perundingan denuklirisasi.
 
Baca juga: Trump Sebut Korut tak Siap Bernegosiasi.
 
Presiden Trump mengatakan "tidak ada yang senang" tentang tes senjata Korut terbaru. "Saya tahu mereka ingin bernegosiasi, mereka berbicara tentang negosiasi. Tetapi saya tidak berpikir mereka siap untuk bernegosiasi," katanya.
 
Dia menjadi presiden AS pertama yang bertemu dengan mitranya dari Korut ketika mereka bertemu tahun lalu. Tetapi meskipun demikian, dan pertemuan berlanjut, ada sedikit kemajuan nyata menuju arah yang dinyatakan dalam membersihkan semenanjung Korea dari senjata nuklir.
 
Tahun lalu, Kim mengatakan akan menghentikan uji coba nuklir dan tidak akan lagi meluncurkan rudal balistik antarbenua, tetapi aktivitas nuklir tampaknya terus berlanjut.
 
Salah satu dari beberapa hasil konkret dari pembicaraan mereka -- upaya bersama untuk mengambil sisa-sisa jasad prajurit AS yang terbunuh dalam perang Korea -- telah dihentikan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan