"Tak ada yang senang dengan itu. Kita akan lihat apa yang terjadi," kata Trump kepada awak media, dilansir dari laman AFP, Jumat, 10 Mei 2019.
Trump mengatakan pemerintah AS sangat serius memantau peluncuran rudal jarak pendek tersebut. Mereka mengaku masih ingin bernegosiasi dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengenai denuklirisasi total tersebut.
"Saya tahu mereka ingin bernegosiasi, mereka berbicara mengenai negosiasi. Namun saya pikir mereka tidak siap untuk bernegosiasi," imbuh Trump.
Pada Kamis kemarin, Korut kembali meluncurkan proyektil. Peluncuran pada Kamis, 9 Mei itu terjadi beberapa jam usai Utusan Khusus AS untuk Korea Utara, Stephen Biegun tiba di Seoul, Korea Selatan.
Kedatangan Biegun ke Seoul, untuk mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Korsel terkait denuklirisasi di Semenanjung Korea. Ini kunjungannya pertama kali ke Seoul usai pertemuan tingkat tinggi di Hanoi.
Sementara itu, Koran Rodong Sinmun Korea Utara mengatakan peluncuran itu sebagai latihan serangan jarak jauh. Meski demikian, mereka tak menyebutkan jenis senjata apa yang ditembakkan dan menghindari kata-kata rudal, roket, atau proyektil.
Di seluruh halaman depan surat kabar tersebut, terpampang berita peluncuran senjata pada Jumat pekan lalu. Tak hanya itu, sebanyak 16 foto juga dimuat dengan gambar utama Kim Jong-un yang menyaksikan peluncuran tersebut dari tempat berlindung yang dirahasiakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News