Korut luncurkan uji coba rudal balistik perdana di 2017, 12 Februari kemarin (Foto: AFP)
Korut luncurkan uji coba rudal balistik perdana di 2017, 12 Februari kemarin (Foto: AFP)

DK PBB Kecam Keras Peluncuran Misil Korut

Sonya Michaella • 14 Februari 2017 07:29
medcom.id, New York: Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) telah mengeluarkan kecaman keras atas peluncuran rudal balistik perdana Korea Utara (Korut) di tahun ini. DK PBB juga mengancam akan segera mengambil tindakan.
 
"Kami menyerukan kepada semua anggota DK PBB untuk menggunakan segala sumber daya dalam menegaskan kepada Korut bahwa peluncuran ini tidak dapat diterima," tegas Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Nikki Haley, seperti dikutip Reuters, Selasa (14/2/2017).
 
"Ini saatnya membuat Korut harus bertanggung jawab. Bukan dengan kata-kata kita, tapi tindakan," lanjutnya.

Tiongkok, sebagai sekutu Korut, juga sepakat untuk menyusun pernyataan yang menegaskan bahwa peluncuran rudal tersebut merupakan pelanggaran berat di dalam resolusi PBB.
 
Sesuai DK PBB, Korut dilarang menggunakan teknologi nuklir dan misil balistik jenis apapun. DK PBB telah menjatuhkan enam set sanksi sejak Korut memulai uji coba nuklir pertamanya pada 2006. 
 
Peluncuran rudal balistik pada Minggu 12 Februari kemarin ini, diawasi pula oleh pemimpin Korut, Kim Jong-un. Kantor berita Korut, KCNA, mengatakan bahwa uji rudal Pukguksong-2, adalah rudal jenis terbaru yang sangat strategis.
 
Rudal ini meluncur ke arah Timur Laut Jepang sekitar 500 kilo meter dengan ketinggian sekitar 550 kilo meter. Peluncuran tersebut berlangsung pada pukul 07.55 pagi waktu setempat dari pangkalan udara Panghyon di Provinsi Pyongan Utara, Semenanjung Korea.
 
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, yang negaranya berada dalam jangkauan misil balistik Korut, menegaskan bahwa peluncuran terbaru "benar-benar tidak dapat diberikan toleransi" dalam konferensi pers gabungan dengan Trump di Florida. 
 
Rezim Korut di bawah Kim Jong-un meluncurkan lebih dari 20 uji coba misil tahun lalu, di mana satu di antaranya jatuh di perairan yang dikuasai Jepang pada Agustus. 
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan