Baca juga: Kim Jong-un Dijadwalkan Tiba di Vietnam 25 Februari.
"Saya tidak berpikir mereka enggan. Saya pikir mereka ingin melakukan sesuatu," katanya di Gedung Putih, dikutip dari Channel News Asia, Kamis 21 Februari 2019.
"Kita akan lihat apa yang terjadi. Sanksi sudah penuh. Saya belum menerima pelonggaran sanksi, seperti yang Anda tahu. Saya ingin bisa, tetapi untuk melakukan itu, kita harus melakukan sesuatu yang berarti di sisi lain," imbuh Trump.
Trump mengatakan dia tidak berpikir Korea Utara enggan melakukan denuklirisasi. Namun, dia mengakui kurangnya kemajuan konkret sejak pertemuan perdana dirinya dan Kim di Singapura tahun lalu.
Dia menuturkan hubungannya dengan pemimpin Korut itu sangat baik saat ini. "Dan saya tidak akan terkejut melihat sesuatu berhasil," tambahnya.
Menurut Trump, dia dan Kim telah membuat banyak kemajuan. Namun, katanya, itu tidak berarti pertemuan kedua di Hanoi, Vietnam ini menjadi yang terakhir.
Trump berharap untuk tetap bertemu dengan Kim lagi setelah pertemuan puncak mereka pada 27 hingga 28 Februari di Hanoi.
Baca juga: Kim Jong-un Rombak Tim Perundingan Denuklirisasi.
Secara eksplisit, Trump menyampaikan kemungkinan Amerika Serikat bersedia mempertimbangkan pelonggaran sanksi terhadap Korea Utara sebelum Pyongyang sepenuhnya meninggalkan program senjata nuklirnya. Padahal sebelumnya pemerintahnya mengatakan sanksi akan tetap ada sampai denuklirisasi lengkap Korea Utara.
Mantan pengusaha properti itu berbicara ketika utusan khususnya untuk Korea Utara akan tiba di Hanoi untuk menyelesaikan persiapan pertemuan. Stephen Biegun diperkirakan akan mengadakan pembicaraan dengan mitranya Kim Hyok Chol, yang tiba di Hanoi pada Rabu waktu setempat.
Presiden AS ke-45 ini mengatakan ia ingin Korea Utara 'pada akhirnya' mengakhiri program nuklirnya. Namun, dia tidak memberikan batas waktu yang mendesak untuk ini.
Trump dan Kim bertemu di Singapura untuk pertama kalinya. Dalam pernyataan bersama, Washington dan Pyongyang setuju untuk melakukan denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Saat itu, Kim berjanji untuk bekerja menuju denuklirisasi penuh semenanjung Korea. Namun negosiasi baru membuat sedikit kemajuan. Sementara Korea Utara menuntut pencabutan sanksi hukuman pimpinan AS, sebagai akhir resmi Perang Korea 1950 hingga 1953 dan jaminan keamanan.
Pada September lalu, Kim menyatakan keinginannya untuk secara permanen membongkar fasilitas di situs nuklir utama negaranya, Yongbyon, sebagai imbalan atas langkah-langkah AS yang sesuai.
Sementara itu, Biegun mengadakan pembicaraan tiga hari di Pyongyang bulan ini. Pembahasan mencakup langkah-langkah yang sesuai untuk pelonggaran sanksi, tetapi Kementerian Luar Negeri AS tidak memberikan tanda-tanda kemajuan spesifik.
Biegun mengatakan setelah kunjungannya ke Korea Utara, perundingannya produktif, tetapi ada kerja keras yang harus dilakukan sebelum pertemuan puncak.
Sebelumnya, sumber di Hanoi mengatakan bahwa Vietnam sedang mempersiapkan Kim Jong-un untuk tiba dengan kereta api untuk KTT dengan Trump.
Diperlukan Kim setidaknya dua setengah hari untuk melakukan perjalanan ribuan kilometer melalui Tiongkok dengan kereta api, dari ibu kota Korea Utara Pyongyang ke Vietnam. Ini berarti ia harus berangkat akhir minggu ini tepat waktu untuk kedatangannya yang direncanakan 25 Februari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News