medcom.id, New York: Kabar mengenai kelompok separatis pimpinan Benny Wenda menyerahkan petisi kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dibantah oleh Ketua Dekolonisasi PBB.
Pada 28 September 2017 pukul 9.46 waktu setempat di markas besar PBB, Duta Besar Venezuela untuk PBB, Rafael Ramirez memberikan klarifikasi mengenai klaim pihak kelompok separatis.
"Sebagai Ketua Komite Khusus Dekolonisasi PBB (C-24), saya maupun Sekretariat Komite, tidak pernah menerima, secara formal maupun informal, petisi atau siapapun mengenai Papua seperti yang diberitakan dalam koran Guardian," demikian pernyataan Duta Besar Venezuela untuk PBB, Rafael Ramírez, sebagai ketua Komite Kolonisasi PBB di markas besar PBB di New York.
Menjawab pertanyaan wartawan apakah Dubes Rafael pernah berkomunikasi dengan Benny Wenda, ditegaskan bahwa selaku Ketua Komite Dekolonisasi, yang bersangkutan tidak mungkin berhubungan dengan pihak-pihak di luar agenda C24.
"Menyesalkan dengan adanya individu maupun pihak-pihak yang memanipulasi nama saya untuk propaganda," tegas Dubes Ramirez, dalam keterangan tertulis Kemenlu RI yang diterima Metrotvnews.com, Jumat 29 September 2017.
"Menyesalkan dengan adanya individu maupun pihak-pihak yang memanipulasi nama saya untuk propaganda," tegas Dubes Ramirez, dalam keterangan tertulis Kemenlu RI yang diterima Metrotvnews.com, Jumat 29 September 2017.
Pernyataan tersebut disampaikan setelah pada 27 September 2017 surat kabar Guardian dalam artikelnya, menyebutkan bahwa Benny Wenda telah menyampaikan petisi yang meminta dilakukannya referendum untuk Papua kepada Komite Dekolonisasi PBB.
Lebih lanjut Dubes Ramirez menegaskan bahwa dirinya sangat menghormati integritas dan kedaulatan wilayah semua anggota.
"Mandat dari Komite Dekolonisasi terbatas kepada 17 Non-Self-Governing Territories. Fakta bahwa Papua tidak termasuk dalam 17 teritori tersebut," pungkasnya.
"Sebagai sesama anggota Gerakan Non Blok, kita selalu menjunjung tinggi prinsip utama GNB yang menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah negara anggota," imbuh Dubes Ramirez.
Ditegaskannya bahwa Venezuela tidak akan pernah melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kedaulatan dan keutuhan wilayah Indonesia.
Pernyataan dari Ketua Komite Dekolonisasi kembali menunjukan bahwa kelompok separatis dan Benny Wenda terus menyebarkan hoaks dan kebohongan kepada publik. Kegiatan bohong seperti ini sangat sering dilakukan khususnya apabila ada pertemuan besar dan terdapat pejabat tinggi PBB yang hadir.
"Tahun lalu Benny Wenda pernah menyebutkan bahwa telah menyerahkan dokumen mengenai Papua kepada Sekjen PBB, namun setelah di konfirmasi ke kantor Sekjen PBB ternyata bohong," tegas Dubes RI untuk PBB, Triansyah Djani.
Para pegiat kemerdekaan Papua Barat mengajukan petisi yang terkait pada komite dekolonisasi PBB, yang adalah badan pemantau kemajuan bekas koloni. Petisi itu dilarang oleh Pemerintah Indonesia disebarluaskan secara daring, karenanya, seperti diberitakan The Guardian, petisi tersebut harus diselundupkan dari ujung ke ujung.
Kegiatan kelompok ini mendapat dukungan dari beberapa negara di Pasifik, seperti Solomon Island dan Vanuatu. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan Pemerintah Indonesia selalu menyampaikan perkembangan terbaru pembangunan di Papua.
Selain membahas mengenai perkembangan, Menlu Retno menjelaskan bahwa selama ini banyak informasi salah mengenai Papua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News