Presiden terpilih AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen. (Foto: AFP)
Presiden terpilih AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen. (Foto: AFP)

Trump Tegaskan AS Tidak Harus Terikat Kebijakan 'Satu Tiongkok'

Arpan Rahman • 12 Desember 2016 14:34
medcom.id, Washington: Presiden terpilih Donald Trump mengatakan Amerika Serikat (AS) tidak perlu terikat pada posisi lamanya bahwa Taiwan adalah bagian dari "satu Tiongkok." Ia mempertanyakan sikap AS yang sudah diberlakukan selama hampir empat dekade. Langkah ini cenderung mengundang kemarahan Beijing.
 
Komentar Trump dalam program "Fox News Sunday" muncul setelah ia memicu protes diplomatik dari Tiongkok atas keputusannya menerima panggilan telepon dari presiden Taiwan pada 2 Desember.
 
"Saya sepenuhnya memahami kebijakan 'satu Tiongkok,' tapi saya heran mengapa kita harus terikat dengan kebijakan 'satu Tiongkok' kecuali jika kita membuat kesepakatan dengan Tiongkok dan berkaitan dengan hal-hal lain, termasuk perdagangan," kata Trump kepada Fox seperti disitir Al Jazeera, Senin (12/12/2016).

Hubungan telepon Trump dengan Presiden Tsai Ing-wen adalah kontak pertama AS ke Taiwan sejak Presiden Jimmy Carter mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taiwan ke Tiongkok pada 1979. Ketika itu, AS mengakui Taiwan sebagai bagian dari "satu Tiongkok."
 
Beijing menganggap Taiwan provinsi yang membangkang, dan urusan terkait ini merupakan hal sensitif bagi Tiongkok. Para pejabat Tiongkok belum merespons komentar Trump.
 
Setelah percakapan telepon Trump dengan Presiden Taiwan, pemerintahan Obama mengatakan ajudan senior Gedung Putih telah berbicara dengan para pejabat Tiongkok. Mereka bersikukuh sikap AS terhadap "satu Tiongkok" tetap utuh.
 
Pemerintah juga memperingatkan bahwa kemajuan dalam hubungan AS dengan Tiongkok bisa terganggu oleh "bergejolaknya" isu Taiwan. 
 
Tidak Ingin Didikte
 
Trump Tegaskan AS Tidak Harus Terikat Kebijakan Satu Tiongkok

Presiden Tiongkok Xi Jinping. (Foto: AFP)
 
Dalam wawancara dengan Fox, Trump mengkritik Tiongkok atas kebijakan mata uang, kegiatan di Laut Cina Selatan, dan sikapnya terhadap Korea Utara. Dia mengatakan tidak harus minta persetujuan Beijing untuk memutuskan apakah dirinya harus menerima telepon dari pemimpin Taiwan.
 
"Saya tidak ingin Tiongkok mendikte saya dan ini adalah panggilan masuk untuk saya," kata Trump. "Ini adalah panggilan yang sangat bagus. Cepat. Dan mengapa harus ada beberapa negara lain mengatakan saya tidak bisa menerima telepon?"
 
"Saya pikir itu benar-benar sudah sangat tidak sopan, sejujurnya, kalau tidak diangkat," tambah Trump.
 
Baca: Trump Disarankan Banyak Baca Buku Soal AS-Tiongkok
 
Dikutip dari wawancara dengan Fox, Trump menyebut serangkaian keluhan tentang Tiongkok yang sudah ia tekankan selama kampanye presiden.
 
"Kita sedang terluka sangat parah oleh Tiongkok dengan devaluasi, dengan memungut pajak bea masuk besar dari kita ketika kita tidak memungut pajak mereka. Dengan membangun benteng besar di tengah Laut Cina Selatan, yang mereka tidak harus bangun. Dan terus terang dengan tidak membantu kita sama sekali soal Korea Utara," kata Trump.
 
"Anda punya Korea Utara. Anda memiliki senjata nuklir dan Tiongkok bisa memecahkan masalah itu dan mereka tidak membantu kita sama sekali," gerutu Trump.
 
Para ekonom, termasuk pakar di Dana Moneter Internasional, telah banyak melihat berbagai upaya Tiongkok demi menopang nilai Yuan selama tahun lalu sebagai bukti bahwa Beijing tidak lagi menjaga mata uangnya rendah secara artifisial untuk membuat ekspor Tiongkok murah.
 
Naif seperti Anak-anak
 
The Global Times, sebuah tabloid berpengaruh diterbitkan oleh Partai Komunis berkuasa, resminya sebagai Harian Rakyat, mengatakan dalam sebuah editorial bahwa Trump bersikap "naif seperti anak-anak dalam diplomasi" dan bahwa kebijakan 'satu Tiongkok' "tidak bisa dibeli atau dijual."
 
Ketika saatnya tiba, daratan Tiongkok akan meluncurkan serangkaian "kebijakan baru yang menentukan menyangkut Taiwan," kata surat kabar tersebut.
 
"Kami akan membuktikan bahwa selama ini AS belum mampu mendominasi Selat Taiwan, dan keinginan Trump untuk menjual kebijakan 'satu Tiongkok' demi kepentingan komersial adalah permintaan kekanak-kanakan," kata The Global Times.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan