Donald Trump dalam kampanye di Manchester, New Hampshire, AS, 13 Juni 2016. (Foto: AFP/TIMOTHY A. CLARY)
Donald Trump dalam kampanye di Manchester, New Hampshire, AS, 13 Juni 2016. (Foto: AFP/TIMOTHY A. CLARY)

Trump: Obama Lebih Marah ke Saya daripada ke Pelaku Orlando

Willy Haryono • 15 Juni 2016 10:10
medcom.id, Greensboro: Donald Trump menuding Presiden Barack Obama lebih marah kepadanya daripada ke pelaku penembakan massal yang membantai 49 orang dan melukai 53 lainnya di Orlando. 
 
Kandidat capres Partai Republik itu berbicara dalam sebuah kampanye di Greensboro, Selasa (14/6/2016), hanya beberapa jam setelah Obama melontarkan kritik tajam terkait wacana kontroversial melarang semua Muslim untuk masuk ke Amerika Serikat (AS). 
 
"Dia lebih marah kepada saya daripada ke penembak," tutur Trump, seperti dikutip Wall Street Journal. "Level kemarahannya, adalah kemarahan yang seharusnya ditujukan kepada penembak dan para pembunuh."

Selain mengecam Obama, Trump menyampaikan rasa bangga kepada para pendukungnya karena telah menolak media ternama The Washington Post untuk meliput acara kampanye. Trump menilai The Washington Post tidak adil dalam memberitakan dirinya. 
 
"Saya sangat suka dengan ini -- kita baru saja mengambil suara pers dari The Washington Post yang tidak jujur," kata Trump, yang diikuti sorak sorai pendukungnya. 
 
Tutup Pintu untuk Muslim
 
Kampanye di Greensboro berlangsung lebih kurang 50 menit, yang diwarnai serangkaian ucapan provokatif seperti dalam acara sebelumnya di New Hampshire. Ketika itu, Trump berargumen bahwa respons terbaik terhadap pembantaian di Orlando adalah menutup pintu untuk imigran dan Muslim, serta mengalahkan kandidat capres Partai Demokrat Hillary Clinton. 
 
Melanjutkan argumennya, Trump mengecam kebijakan anti-terorisme Obama dengan berkata, "Jika Anda merasa lebih aman saat ini dibanding delapan tahun lalu, saya rasa di ruangan ini tidak ada satu pun yang merasa demikian."
 
Penembakan massal terburuk dalam sejarah Amerika Serikat (AS) di sebuah kelab malam yang biasa dikunjungi lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT), menewaskan 49 orang dan melukai 53 lainnya. Laporan awal menyebutkan adanya 50 korban tewas, karena meliputi pelaku bernama Omar Mateen yang ditembak mati dalam penyerbuan polisi. 
 
Trump: Obama Lebih Marah ke Saya daripada ke Pelaku Orlando
Lokasi penembakan massal di Orlando. (Foto: AFP)
 
Tragedi Orlando bukan serangan pertama terhadap komunitas gay di AS. Eric Rudolph, yang berada di balik pengeboman Atlanta Olympics pada 1996, telah menyimpan sebuah bom yang melukai lima orang di bar lesbian. 
 
Menurut analisis kejahatan versi FBI pada 2011, LGBT dua kali lebih mungkin menjadi korban dari kejahatan kebencian ketimbang orang Yahudi atau kulit hitam di AS. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan