"Orangnya keras, dia selalu ajarkan kita jadi orang baik," kata Ibrahim bin Syagav Al-Idrus, adik Rama Aiphama saat ditemui di rumah duka, kawasan Condet, Jakarta Timur, Rabu, 11 Maret 2020.
Semasa hidupnya, Rama juga mengajarkan keluarganya berjuang keras dalam menggapai impian. Sikapnya ini yang barangkali membuat kariernya meroket ketika merantau ke ibu kota Jakarta beberapa dekade lalu.
"Beliau juga ajarkan kami terus untuk kerja keras dari dulu datang dari Sulawesi. Dia tenteng gitar ke RRI sampai sekarang," papar dia.
Meski kariernya melambung pada era 90-an, Rama tak berbesar kepala. Dia bahkan selalu menjalin silaturahmi agar hubungan dengan keluarganya tetap baik.
"Walaupun jauh, kita selalu komunikasi. Kebetulan saya sebagai adik tinggal jauh. Tapi komunikasinya masih," tandas Ibrahim.
Sebelumnya diberitakan, Rama Aiphama meninggal pagi tadi pukul 04.30 WIB di rumahnya, kawasan Condet, Jakarta Timur. Dia meninggal setelah sebelumnya mengeluhkan sakit pada lambungnya.
Semasa hidupnya, dia turut meramaikan musik di era 80-an jelang awal 2000-an. Musisi berdarah Gorontalo-Arab itu dikenal tak hanya ikonik dalam bermusik tapi juga berbusana gamis dengan warna mentereng dan topi khas.
Rama Aiphama dimakamkan di TPI Al Muchdar Cimanggis, Jakarta, pada Rabu 11 Maret 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News