Media yang dimaksud adalah Solopos.com, Okezone.com, Kapanlagi.com, Republika Online, Seruu.com, Wartaharian.com, Kompasiana, dan Forum Detik.
Dalam laporannya kepada Dewan Pers, bos Republik Cinta Management ini menuntut agar media tersebut menyampaikan permohonan maaf.
"Dalam risalahnya, delapan media ini akan memuat permintaan maaf kepada Dhani. Dhani tidak akan melanjutkan ke proses hukum jika permintaannya dipenuhi. Dia (Dhani) akan memberi hak jawab tanpa potongan," terang kuasa hukum Ahmad Dhani, Ramdan Alamsyah, dalam jumpa pers di Gedung Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (24/7/2014).
Di tempat dan waktu yang sama, Dhani ikut menjelaskan mengapa dirinya perlu menuntaskan masalah tersebut.
"Saya sebenarnya adalah warga Indonesia yang ingin punya pers baik, karena sekarang banyak modus baru untuk menjatuhkan seseorang dalam pemberitaan. Ini bukan yang pertama kali," jelas Dhani.
Musisi kelahiran Surabaya, 42 tahun lalu itu mencontohkan, Mahfud MD dan Fadli Zon, pernah mengalami hal serupa. "Saya harap media tidak mengulangi dengan modus yang sama," tegasnya.
Terkait permasalahan Dhani vs media online ini Dewan Pers menyatakan, telah menemui jalan keluar. Sekarang, tinggal menunggu pertanggungjawaban dari media-media yang dilaporkan.
"Kami berhasil menyelesaikan. Hanya saja, memang beda-beda cara sesuai dengan sifat medianya. Kami berharap agar media-media tersebut bisa cepat pulihkan nama baik Dhani, karena akibatnya Dhani jadi sering ditagih janji semenjak Jokowi dinyatakan menang. Padahal itu kan hanya screenprint hoax yang disebarluaskan media," ujar Yoseph, Ketua Bidang Hukum Dewan Pers.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ahmad Dhani merasa terganggu dengan maraknya pemberitaan soal tweet berisi nazar dirinya akan memotong kemaluan jika Jokowi mengalahkan Prabowo Subianto dalam pertarungan Pilpres 2014.
Screenshot tweet Ahmad Dhani di dunia maya itu berbunyi, "Saya akan potong kemaluan saya jika Jokowi bisa menang dari Prabowo Subianto! Itu sumpah saya!"
Sehari sebelum pengumuman KPU, Dhani mengonfirmasi bahwa screenshoot tweet tersebut bukan dirinya yang membuat alias hoax. Dia juga mengadukan 17 media online termasuk social forum kepada Dewan Pers. "Ada orang yang mengedit tweet saya, dipalsukan. Buat apa juga saya ngetweet kayak begitu," ujar Dhani di Gedung Dewan Pers, Jakarta, 21 Juli 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News