Di awal pandemi, Tirta rupanya pernah menjadi sasaran hujat Adam Deni karena pria berkacamata itu terlihat berfoto tidak memakai masker. Saat itu, Adam Deni melabeli Tirta dengan banyak julukan seperti dokter pansos (panjat sosial).
"Saya saat itu sedang melakukan edukasi Covid-19. Setelahnya saya latihan menembak dan diminta untuk copot masker. Saat itu saudara Adam Deni menggoreng saya dan mengatakan bahwa saya adalah seorang penjilat, dokter pansos," ungkap dr Tirta di Jakarta, Rabu (9/2/2022).
Tirta kemudian bertemu Adam Deni untuk menyelesaikan masalah. Ketika bertemu, Adam Deni mengancam akan melaporkan Tirta. Jika tak ingin kasus melepas masker jadi melebar, Adam Deni meminta uang Rp80 juta kepada Tirta.
Setelah negosiasi, Tirta bersama Adam dan pengacaranya sepakat di angka Rp70 juta. Tirta kemudian mentransfer uang Rp70 juta sesuai kesepakatan.
"Saat itu saya sedang di Wisma Relawan di Hotel Media. Saksinya saat itu ada aspri saya sendiri Muhamad Winaryo. Saat itu Adam Deni mengancam melaporkan melaporkan aspri saya, disebabkan terjadi adu mulut secara DM dengan saat itu dia mengajak ketemu di Kedai Kopi di Bekasi," kata Tirta.
"Lalu dia mengajak lawyer-nya dan meminta uang Rp80 juta. Tapi saya negosiasi di angka Rp 70 juta, transfer lengkap, mutasi bisa dicek di Bank BCA," lanjutnya.
Tirta kemudian mengungkapkan surat perjanjian yang dia tulis terkait pemberian uang tersebut. Intinya, pihak Adam Deni meminta Tirta menganggap pemberian uang itu bukan tindak pemerasan.
"Saat itu saya diminta menulis dan tanda tangan kontrak di mana saya menyatakan kalau itu bukan pemerasan, tapi biaya kerjasama. Tapi, kalau ada perintah dari persidangan dan hakim, saya bisa minta BCA untuk membongkar transaksi itu memang ada," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News