Ketua Bidang Hukum Dewan Pers, Yoseph, menyatakan, media perlu meneliti terlebih dahulu sebelum menyebarkan informasi yang diterima.
"Saya harap media-media tersebut bisa memulihkan nama Dhani. Media harus hati-hati dalam menggunakan media sosial, karena itu bukan informasi, melainkan isu yang perlu verifikasi," papar Yoseph di Gedung Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (24/7/2014).
Kasus Ahmad Dhani ini diharapkan Yoseph dapat dijadikan pelajaran oleh semua media massa, baik cetak, online, maupun audio visual.
"Ini pelajaran penting dari pemilu. Di media sosial banyak berseliweran isu, yang kita tahu harus ke mana memverifikasinya, apa itu Twitter atau Facebook. Itu tugas kita," pesannya.
Berita Ahmad Dhani bernazar akan memotong kemaluan jika Prabowo kalah dari Jokowi dalam Pilpres 2014 memang bikin heboh. Imbas dari berita tersebut, Dhani menjadi bulan-bulanan di media sosial. Bahkan, istri siri Dhani, Mulan Jameela ikut kena di-bully. Pun demikian dengan mantan istri Dhani, Maia Estianty. Beredar meme Maia memegang pisau hendak menyunat Dhani.
Publik pun seolah tak peduli kalau tweet nazar Dhani itu palsu. Mereka kompak menagih janji Dhani via media sosial, social forum, dan kolom komentar berita di media online.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
