Heri Dono (Foto: instagram)
Heri Dono (Foto: instagram)

Heri Dono Hadirkan Satire lewat Sentuhan Budaya

Antara • 10 September 2021 14:05

Satu wayang ditokohkan sebagai ahli politik serta konspirasi pemilik banyak mata, sementara satunya lagi merupakan Jendral yang menjadi boneka yang ahli tampil di layar kaca.
 
Satire unik lainnya juga dimunculkan dalam karya yang berjudul "Three Wise Monkeys Find the Vaccine", "The Stage of Trade World War", dan "Battle of the Invisible Enemy".
 
Heri Dono tak ingin karyanya sekadar menghibur namun juga bisa membawa dampak yang baik, tentu visinya itu tidak mudah karena harus membawa seni rupa Indonesia to the next level.

Ia tak mau melukis hanya sekadar untuk ajang pamer teknik belaka, tapi juga ingin menghidupkan keberagaman seni lukis yang tentunya tak senada dengan arus utama saat ini yaitu pop art.
 
Lewat karya-karya instalasinya, sang seniman memberikan bahan perenungan kepada penikmat karyanya sehingga mereka bisa mendapatkan rhema dan bisa menjadi bijak sebagai insan manusia.
 
Maka tak perlu heran ketika ia memiliki nama yang harum di kancah internasional, ia membawa seni lukis Indonesia masuk ke dalam festival mancanegara.
 
Sebut saja pada 1987 ia perdana menampilkan karyanya "Sandiwa" di Culturan Center of the Philippines di Manila, lalu sepak terjangnya di pameran "Three Indonesian Artists" yang berlangsung di Belanda.
 
Ada juga jejak- jejak seninya yang sempat dilihat oleh warga negara asing lewat instalasi- instalasinya seperti di Venice Biennale ke-56 pada 2015, Deutsche Guggenheim di Frankfurt, Fukuoka Art Museum di Jepang, Singapore Art Museum, National Gallery of Australia di Canberra, hingga di Tropenmuseum, Amsterdam.
 
Heri Dono Hadirkan Satire lewat Sentuhan Budaya
 
Sepak terjang Heri Dono pun diakui oleh pecinta karya seni rupa kelas internasional, Raden Rahmat Bastian.
 
Ia mengakui kehebatan sang perupa dalam menggambarkan karya seni yang bisa menyentuh hati setiap penikmat seni.
 
"Kebetulan saat Olimpiade Sydney 2000 berlangsung, saya berkesempatan melihat karya instalasi Heri Dono di Museum Nasional Australia di Canberra. Jadi sejak 21 tahun lalu, di mata saya, Heri Dono sudah memenuhi syarat kualifikasi seniman kaliber internasional," ujar Raden.
 
"Kemampuannya menganalisa suatu persoalan kritis dikemas jadi tafsir-tafsir tersirat dalam obyek wayang bernuansa kekinian, membuatnya beda dari seniman yang lain," imbuh Raden Rahmat Bastian seraya menambahkan karya seni Heri Dono beredar pada pameran kelompok maupun tunggal di seluruh penjuru dunia yang dipamerkan Galeri Apik Jakarta dan Rossi & Rossi London, seperti di ArtStage Singapore pada 2014.
 
Raden pun menyebutkan Heri Dono menjadi tokoh seni lukis Indonesia yang bisa memberikan sentuhan segar lewat karya yang memiliki balutan budaya yang kaya.
 
Sentuhan segar itu dinilai menjadi inti yang bisa menggambarkan situasi dan kondisi terkini yang tengah terjadi di masyarakat tak hanya Indonesia tapi juga dunia.
 
Halaman Selanjutnya
  Karya hasil kesatuan …
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan