Heri Dono (Foto: instagram)
Heri Dono (Foto: instagram)

Heri Dono Hadirkan Satire lewat Sentuhan Budaya

Antara • 10 September 2021 14:05
Jakarta: Dikenal berkat seni lukis kontemporernya yang unik dan kental, Heri Dono kerap menghadirkan Indonesia dalam setiap karyanya dengan sentuhan budaya Jawa dalam setiap karya seninya.
 
Heri Dono merupakan seorang seniman asal Yogyakarta yang mengagumi seniornya Affandi dan Sudjana Kerton yang juga merupakan maestro di industri seni lukis.
 
Heri Dono sangat terinspirasi oleh figur- figur yang dikisahkan dalam cerita wayang kulit, maka dari itu ia pun percaya mengkritisi kebijakan atau situasi saat ini masih sangat relevan dan aman bila digambarkan lewat sebuah karya seni.

"Karya-karya yang dieksplorasi tak hanya untuk kepentingan seniman. Melainkan harus berdampak sosial,” ujar Heri Dono menggambarkan nafas kehidupan di balik karya- karyanya.
 
Di tengah kesesakan akibat pandemi COVID-19 pun, Heri Dono tetap berkarya menghasilkan karya tidak hanya dari sisi pandemi namun menyentuh kondisi kebudayaan sosial hingga potret flora fauna terkini di Tanah Air.
 
Karyanya itu dipamerkan dalam pameran tunggal bertajuk "2020 PAN-Asian Perspective" yang hadir di Galeri Seni Srisanti Syndicate.
 
Terbaru ia menggelar pameran tunggal edisi COVID-19 berkolaborasi dengan Galeri Tirtodipuran Link bernama "Kala Kali Incognito" selama tiga bulan lamanya mulai akhir 2020 hingga awal 2021.
 
Dalam pameran "Kala Kali Incognito" ia ingin menggambarkan sebuah pertempuran di tengah kebutaan tanpa adanya harapan melawan roda waktu. Semua tokoh rakyat biasa divisualisasikannya sebagai boneka atau wayang.
 
Heri Dono Hadirkan Satire lewat Sentuhan Budaya
 
Kita mengenal Kala, yaitu dewa dalam mitologi Jawa yang ingin menelan bulan dan perlahan membawa bumi dalam kegelapan.
 
Bulan yang ingin ditelan Kala itu diibaratkan sebagai waktu oleh Heri Dono.
 
Peraih penghargaan dari UNESCO untuk Prize for the International Art Biennial, Shanghai, Tiongkok pada tahun 2000 itu ingin menyampaikan kondisi dewasa ini bahwa segala sesuatu dalam hidup merupakan paradoks.
 
Tokoh- tokoh dalam lukisan "Kala Kali Incognito" berada di tengah kebutaan dan merupakan pejuang semu atau pahlawan palsu.
 
Ada juga karyanya yang bertajuk "Corona as a Puppet" yang menampilkan dua wayang robotik penguasa seolah bermain dengan boneka yang tertali bernama virus corona di tangan mereka.
 
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan