Tingginya animo penonton di Polandia membuat INO diminta penyelenggara untuk tampil dua sesi, lantaran tiket yang habis terjual.
INO merupakan ensambel instrumen-instrumen tradisi Nusantara dengan landasan estetika musik abad 20. Grup ini merepresentasikan musik tradisi Indonesia dengan pendekatan modern.
"Dalam musik INO ada mantra Dayak, Bali, Nusa Tenggara Timur yang berbaur dengan unsur musik Sunda, Sumba, Batak, Minahasa, Betawi, Minangkabau, dalam konstruksi heterofonis, polimetrik, microtonal, dan aleatoris," kata Franki dalam keterangan pers.
Baca juga: Franki Raden: Musik Berbasis Tradisi telah Menjadi Movement |
INO sendiri sudah tampil di Asia, Australia, dan Eropa, sejak didirikan pada 2010. Lawatan INO kali ini ke Eropa tidak lepas dari program pemberdayaan dari Indonesian Music Expo (IMEX), sebuah acara musik yang meliputi showcase, pasar musik, dan konferensi. Melalui IMEX, musisi berbasis tradisi didorong untuk mendapatkan pasar musik global.
"IMEX 2024 menjadi sebuah panggung musisi Indonesia dapat memperlihatkan kemampuan terbaik mereka dan menginspirasi audiens global. Ini adalah momen untuk musik Indonesia berbicara lebih luas dan mengukir jejak di dunia musik internasional," lanjut Franki.
INO sendiri menjadi salah satu dari 15 grup terpilih mengikuti IMEX 2024 yang digelar di Puri Lukisan, Ubud, Bali, pada 9-12 Mei 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News