Nadin Amizah (Foto: Instagram @cakecaine
Nadin Amizah (Foto: Instagram @cakecaine

Nadin Amizah Bicara Konser Tanpa Sponsor Raksasa, Warganet: “Mau Dibayar Pake Shampo 3 Dus?"

Basuki Rachmat • 08 September 2025 22:52
Jakarta: Penyanyi Nadin Amizah menjadi sorotan warganet usai menyampaikan pernyataan kritis soal pentingnya mengembalikan “ruang kecil” bagi para pelaku industri musik Indonesia. Hal itu ia sampaikan saat tampil di hari ketiga festival musik Pestapora 2025, Minggu, 7 September 2025, di JIExpo Kemayoran.
 
Sebelumnya, pelantun hit "Bertaut" tersebut mengaku sempat mengalami dilema untuk tetap naik panggung, menyusul polemik keterlibatan PT Freeport Indonesia sebagai sponsor utama festival. 
 
Sebanyak 41 musisi akhirnya memilih mundur sebagai bentuk boikot terhadap Pestapora karena memilih perusahaan tersebut sebagai salah satu sponsor utama.
 
Baca juga: Kontroversi Sponsor Pestapora 2025, Pengamat Sebut Penonton Jadi Korban

 “Saat aku memutuskan, 'Oke, mungkin hari ini aku tidak manggung.' Itu berarti aku harus tidak manggung juga di semua acara lain yang berafiliasi dengan merek tertentu. Itu mencakup 80% acara yang masih ada di Indonesia,” ungkap Nadin.
 
Dari refleksi tersebut, Nadin kemudian menyuarakan gagasan untuk menghidupkan kembali ruang-ruang musik yang lebih intim, independen, dan tidak bergantung pada sponsor besar.
 
“Apa yang aku inginkan saat ini, terutama untuk Ucup dan teman-teman yang masih mengadakan acara besar di Indonesia, adalah bagaimana kalau kita kembalikan ruang-ruang kecil yang kita miliki sebagai pelaku musik,” ucapnya.
 
Menurut penyanyi berusia 25 tahun itu, keberlangsungan ekosistem musik di Tanah Air seharusnya tidak perlu bergantung pada sponsor raksasa yang kerap membawa dampak negatif.
 
“Dimana kita tidak membutuhkan sponsor raksasa yang pada akhirnya merek-merek besar itu tidak adil,” terang Nadin.

"Mungkin sebagai manusia kita butuh ruang yang lebih kecil dari ini semua,” ucap Nadin. Kalau kita bisa lebih terkoneksi dengan musik tanpa bisnis yang terlalu raksasa, tanpa kapitalisme yang merugikan kita semua?” lanjutnya.
 
Meskipun merasa belum cukup mampu untuk menyuarakan hal tersebut, tetapi Nadin menekankan bahwa perjuangan mereka tetap sama.
 
“Aku tahu, kapasitas aku terlalu kecil untuk membicarakan semua ini. Tapi aku harap, perjuangan kita tetap sama. Perjuangan kita untuk kita semua,” ujarnya.
 

Kritik Warganet
 
Nadin Amizah Bicara Konser Tanpa Sponsor Raksasa, Warganet: “Mau Dibayar Pake Shampo 3 Dus?
Pernyataan Nadin ini segera memicu diskusi di media sosial, khususnya di platform Thread milik Meta. Banyak warganet menilai idealisme Nadin bertabrakan dengan realitas industri musik saat ini.
 
Salah satu warganet di Thread pun merespon statement Nadin Amizah tersebut dengan nada satir.
 
"Nadin Amizah ngasih speech 'saatnya kita kembalikan ruang ruang kecil untuk pelaku musik tanpa sponsor-sponsor raksasa'. Manggil elu manggung 45 menit aja 90 juta Nadinnn, belom pada pake riders, sponsor middle paling minta dibarter produk. Mau lu dibayar pake sampo Emeron 3 dus?," tulis akun @dieralarasati.
 
Baca juga: Polemik Pestapora 2025, Pengamat: Jangan Pandang Musisi Hanya sebagai Pengisi Acara!

Nada kritik serupa juga datang dari akun @ilhamsins yang menyoroti kontradiksi antara gagasan dan praktik yang berlangsung di lapangan.
 
"Anomali emang. Dia bilang ruang musik tanpa sponsor raksasa, tapi tarif doi nyentuh 90 juta buat 45 menit. Biaya event itu gede, dari sound sampai crew makan ratusan juta, belom termasuk bayar dia sebagai artis. Sekarang jarang sponsor mau kasih fresh money, kebanyakan berbarter macam jualan produk, ketika ada perusahaan gede mau ngasi duit utuh ya promotor lari ke situ kan. Ya kalau mau speech gitu buktiin juga dia mau dibarter 3 dus sampo emeron, i agree with that (opini loh ye ini)," balas akun Thread @ilhamsins.
 
Di sisi lain, ada pula warganet yang mencoba melihat persoalan dari kondisi ekonomi makro. Akun @zahwaldila menilai bahwa realitas saat ini memang membuat sponsor besar menjadi satu-satunya tumpuan utama industri hiburan.
 
"Di situasi seperti sekarang ini yang sanggup kasih sponsor besar sepertinya memang cuma company raksasa aja deh kayanya. Buat SME/yang skalanya menengah atas semuanya struggling, buat sustain aja sulit. Jangankan itu, skala BUMN aja berat, makanya kalo dicek sekarang minim banget bank bank yang support sponsor konser musik atau event event lain karena lagi efisiensi besar besaran, ditambah kondisi ekonomi makro sekarang yang lagi kaya begini," tulis akun @zahwaldila.
 
Pernyataan dari Nadin Amizah tersebut seolah membuka perdebatan lama soal ketergantungan industri musik terhadap sponsor besar. Di satu sisi, sponsor dianggap sebagai elemen finansial penting untuk menyelenggarakan acara musik berskala besar. 
 
Namun di sisi lain, ada kegelisahan bahwa dominasi sponsor raksasa bisa memengaruhi independensi dan nilai yang diperjuangkan oleh sebagian para musisi, seperti polemik sponsor PT Freeport Indonesia yang dianggap perusahaan yang memiliki segudang catatan kontroversial, mulai dari isu lingkungan hingga pelanggaran HAM. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ASA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan