Festival tersebut telah memperkenalkan musik dan budaya Batak ke pendengar lintas negara. Kini, festival tersebut akan dikelola lebih profesional dan berkelanjutan.
"Selama ini kami sudah berusaha melakukan banyak hal untuk Bonani Pasogit, terutama Danau Toba. Tetapi agar bisa berbuat lebih besar, kita perlu wadah resmi. Lewat yayasan ini kita bisa bergotong royong dan berkomunikasi dengan lebih banyak pihak," kata Hendrik Manik, Ketua Yayasan Lestari Sumatera.
Dalam peresmian, Viky Sianipar membawakan lagu "Huta Namartuai" yang pernah menjadi soundtrack film Ngeri-Ngeri Sedap. Sebagai pegiat musik Batak, Viky ingin musik tradisional lebih banyak didengar, khususnya di luar negeri.
"Dengan dukungan semua pihak, semoga budaya Batak bisa naik kelas, bahkan go internasional," katanya.
| baca juga: Bawakan Mantra Sunda, NTT, hingga Dayak, Grup Etnik Indonesia Ditonton 12.000 Orang di Portugal! |
Menurut Viky, musik adalah bahasa universal yang bisa menjembatani perbedaan. Karena itu, SMI selalu menghadirkan kolaborasi lintas budaya, dari musisi lokal hingga internasional, serta menghadirkan workshop, diskusi budaya, dan ruang belajar bagi generasi muda.
"Yayasan Lestari Sumatera bertekad menghadirkan wajah baru budaya Batak yang dinamis, kreatif, sekaligus membumi. Dari tepian Danau Toba, gema musik dan nilai-nilai kearifan lokal itu diharapkan terus bergema hingga ke panggung dunia," ujarnya.
Selain Viky Sianipar, turut hadir tokoh Anti Korupsi Saut Situmorang yang tampil melantumkan lagu "The Goodnes Of God" dengan saksofon. Lewat lagu ini Saut ingin menyampaikan pesan moral tentang pentingnya melawan praktik korupsi yang masih menjadi tantangan besar negeri ini.
"Keterlibatan Yayasan Lestari Budaya Sumatera menghadirkan Saut Sitomorang dan Viky Sianipar selaras dengan visi misi lembaga ini. Yayasan menilai bahwa musik dan budaya dapat menjadi jembatan untuk menyampaikan pesan moral yang berat agar terasa lebih ringan dan menyentuh hati masyarakat," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News