Para penampil Indonesia Music Expo 2022 (Foto: Shindu/Medcom.id)
Para penampil Indonesia Music Expo 2022 (Foto: Shindu/Medcom.id)

Ini Para Penampil Indonesia Music Expo 2022, Digelar Mulai Hari Ini di Ubud

Agustinus Shindu Alpito • 24 Maret 2022 14:50
Ubud: Indonesia Music Expo (IMEX) resmi dibuka, pada Kamis, 24 Maret 2022. Festival musik ini digelar sampai 27 Maret mendatang, di Puri Lukisan Ubud, Bali. IMEX merupakan festival yang fokus menyorot musik etnik atau dalam bahasa global disebut World Music. 
 
Festival ini tak hanya menyuguhkan musik semata, tetapi juga diskusi terkait world music. Franky Raden, Direktur IMEX, mengatakan bahwa ke depan festival ini diproyeksikan menjadi salah satu festival world musik terbesar di dunia.
 
"Saya yakin dalam empat sampai lima tahun, festival ini bisa menjadi festival world music besar dunia," kata Franky kepada Medcom.id. 

Pada tahun ini, para musisi yang tampil datang dari berbagai penjuru Indonesia. Sayangnya, belum ada representasi musisi etnik dari Papua.
 
"Kami mengalami keterbatasan dalam mengundang musisi etnik dari Papua. Saya sendiri sangat tertarik pada musik Baliem atau Asmat, tetapi untuk mendatangkan kelompok musik etnik dari sana memakan biaya yang sangat besar. Penerbangan dari Papua ke Bali bisa setara dengan biaya penerbangan dari Bali ke Eropa, sedangkan untuk mendatangkan musisi etnik Papua bisa mencapai puluhan orang," kata Franky.
 
Adapun para musisi etnik yang hadir pada IMEX 2022 adalah:

Sumatera

Kande


Kande adalah grup world music dari Aceh yang di pimpin oleh Rafli, seorang penyanyi dan pengarang lagu yang sangat berbakat. Grup ini sering tampil pada festival world music internasional yang sangat bergengsi. Dengan kualitas dan teknik vokalnya yang luar biasa, Rafli selalu berhasil memukau ribuan penontonnya.

Suarasama 


Suarasama adalah grup world music dari Medan, Sumatera Utara, yang di pimpin oleh etnomusikolog lwansyah Harahap. Musik mereka berangkat  dari musik  Sufi yang memiliki bernapaskan spiritual. Didukung oleh penyanyi wanita berbakat Rita Hutajulu Suarasama, berhasil menyajikan bentuk world music yang sangat menarik. Grup ini juga sering tampil pada berbagai festival world music internasional yang bergengsi.

Musik Batak Karo


Musik Batak Karo adalah salah satu musik yang sangat unik dari Sumatera Utara. Salah satu yang menarik dari mereka adalah penggunaan alat musik gendang kecil yang bersuara sangat lembut. Grup yang akan tampil pada IMEX ini merupakan pilihan dari festival musik tradisi yang diselenggarakan oleh Direktorat Film, Musik dan Media Baru, Direktorat Jendral Kebudayaan Rl.

Riau Rhythm 


Riau Rhythm adalah grup world music dari Riau, wilayah pesisir  di Sumatera Barat. Berangkat  dari musik Melayu pesisir yang khas, grup ini  mencoba mengembangkan gaya world music baru. lnstrumen mereka merupakan campuran dari musik tradisi dan Barat.

Sako Sarikat 


Sako Sarikat adalah grup world music yang progresif dari Lampung. Musik mereka berangkat dari tradisi   musik  Minangkabau yang digarap dengan sentuhan  modern. Alat musik mereka merupakan campuran yang menarik. Meskipun merupakan grup baru, Sako Sarikat memiliki potensi yang sangat besar. Jakarta

Indonesian National Orchestra (INO)


Indonesian National Orchestra (INO) terdiri atas 35 pemain musik tradisional dari berbagai daerah yang di dirikan oleh Franki Raden pada tahun 2010.  Penampilan INO pada IMEX adalah dalam bentuk ensemble yang terdiri dari 11 pemain inti INO. Pada 2017, INO Ensemble berhasil menyabet juara 3 pada festival world music kompetitif  dunia yang diikuti oleh 68 negara di
Samarkand.

Jawa

Sambasunda


Sambasunda adalah grup  world music dari Bandung yang sangat terkenal  di dunia internasional pimpinan lsmet Ruchimat. Musik mereka berangkat  dari musik Jaipongan digabung dengan musik Barat. Pertunjukan mereka di beberapa festival world music internasional selalu berhasil mengajak para penonton berjoget.
 
 


Bali

Bona Alit


Bona Alit adalah grup  world music yang dipimpin oleh seorang maestro dan pembuat alat musik terkenal dari Bali, Gung Alit. Musik mereka merupakan campuran yang menarik antara gamelan Bali dan musik Barat. Album mereka yang berjudul Kisi Kisi sangat popular di Bali maupun di luar negeri. Gung Alit seringkali menjadi instruktur musik tamu di luar negeri.

Jegog  Suar Agung


Jegog adalah jenis musik bambu tradisional yang paling terkenal dan unik di Bali. Suara rendah dari alat musik bambu berukuran raksasa membuat musik Jegog ini mampu mendatangkan kesan mistik yang luar biasa. Jegog Suar Agung yang tampil di Road to IMEX ini berasal dari Jembrana dan didirikan oleh almarhum I Wayan Suwentra. Jegog Suar Agung adalah grup musik Bali yang paling terkenal di luar negeri.

NoizeKilla


NoizeKilla adalah sebuah grup world music progresif  yang dipimpin oleh penyanyi-pengarang  lagu muda berbakat, Adhi Bhisma Wrhaspati. Mereka berhasil menggabungkan reggae dengan musik tradisional Indonesia dengan cara yang sangat menarik. NoizeKilla adalah salah satu grup world music yang sangat digemari oleh kaum milenial karena lirik lagu-lagu mereka banyak bercerita tentang masalah sosial dengan kritis.

Sulawesi

Dadendate


Dadendate adalah  sebuah bentuk musik  tutur kuno yang berasal dari Kerajaan mistis  Sindue di Donggala, Sulawesi Tengah. Pementasan Dadendate dapat berlangsung sangat lama, bergantung pada isi cerita yang mereka garap dalam bentuk nyanyian. Formasi musik mereka terdiri dari satu atau dua alat musik gambus, sebuah suling bamboo  dan dua orang penyanyi. Dewasa ini Oadendate hanya dapat dimainkan oleh kakak beradik Logompuyu dan Lavante yang mewarisi musik ini secara turun-temurun dari nenek moyang mereka.

PINKAN Indonesia


PINKAN adalah Persatuan lnsan Kolintang Nasional Indonesia yang dipimpin oleh Penny Marsetio. Anggotanya terdiri atas pembuat kolintang, pemain, pelatih, dan pemerhati. Untuk IMEX, PINKAN akan mengirim grup musik kolintang anak-anak muda  yang sangat  berbakat  dari sanggar Prima Vista. Musik yang mereka garap memiliki genre yang sangat beragam, dari musik daerah Minahasa hingga ke musik jazz, dan klasik.

Nusa Tenggara Barat

Cilokaq 


Cilokaq adalah sebuah genre musik kroncong yang tumbuh secara menarik dalam konteks budaya masyarakat Lombok yang sangat majemuk. Pengaruh Cilokaq datang dari budaya musik Portugis, Gina, dan Arab. Namun para pemusik Cilokaq di Lombok yang jenius menggarap pengaruh-pengaruh ini menjadi musik asli mereka.

Aksilarasi 


Aksilarasi adalah sebuah campuran berbagai grup musik yang ikut serta dalam program pemberdayaan musik Kemenparekraf selama lima tahun yang diberi judul Aksilarasi. Musik yang mereka mainkan pada IMEX nanti juga sangat beragam dan bergantung pada latar belakang masing-masing pemain. Secara umum penampilan Aksilarasi memberikan gambaran akan potensi musik masyarakat Lombok.

Nusa Tenggara Timur

Marinuz Kevin 


Marinuz Kevin (penyanyi hip hop dari Kupang) menggarap musik berangkat dari keprihatinan mereka terhadap lagu-lagu daerah NTT yang kurang dikenal oleh masyarakatnya sendiri, terutama anak-anak muda. Selain menggarap lagu-lagu daerah, mereka juga banyak menciptakan lagu-lagu baru dengan bahasa daerah. Penampilan grup ini pada berbagai festival world music internasional, seperti Toraja lnternasional Festival dan Jakarta Beat Society, selalu berhasil memukau kaum milenial.

Folksong of Flores 


Folksong of Flores atau Lagu Rakyat Flores adalah bentuk musik vokal di Nusa Tenggara Timur yang sangat unik. Pengaruh musik-musik Portugis pada abad ke 16 kadang terasa pada musik mereka. Grup Nyong Franco yang akan tampil pada IMEX dari Maumere ini merupakan pilihan dari festival musik tradisi yang diselenggarakan oleh Direktorat Film, Musik dan Media. Kalimantan

Tingkilan Kota Raja 


Tingkilan adalah bentuk musik keroncong  yang berasal dari musik fado Portugis yang dibawa ke Indonesia pada abad ke-16. Setiap daerah di Indonesia mengembangkan musik keroncong sesuai dengan karakteristik musik daerah masing masing. Tingkilan  adalah musik  keroncong  khas dari Tenggarong, Kalimantan Timur. Di daerah itu formasi keroncong  menggunakan alat musik gambus, cello, rebana, gitar, ukulele, bas dan vokal. Tingkilan Kota Raja didirikan dan dipimpin Bayu Anugraha, pemain cello berbakat dari Tenggarong.

Maluku

Hawaiian Teluk Ambon 


Musik Hawaiian telah lama menjadi musik tradisional di Maluku, terutama Ambon. Meskipun berasal dari  luar, para pencipta  lagu-lagu Hawaiian berhasil menggunakan jenis musik ini untuk mengekspresikan kehidupan sosial dengan sangat menarik. Hawaiian Band Teluk Ambon dipimpin oleh seorang pemain gitar Hawaiian yang sangat berbakat, Sammy Zeth Tentua.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ASA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan