Piyu Padi sebelumnya mengungkapkan jika royalti yang diterimanya dari pertunjukan musik atau live event sebesar Rp125 ribu. Hal itu disebut Piyu ketika melakukan diskusi dengan Menteri Ekonomi Kreatif bersama sejumlah pencipta lagu yang tergabung di AKSI.
AKSI adalah organisasi pencipta lagu yang beranggotakan musisi ternama seperti Piyu, Ahmad Dhani, Badai, Anji, Posan Tobing, Ari Bias dan lainnya.
baca juga: Ahmad Dhani Serang Balik LMKN soal Royalti: Pasti Ada Malingnya |
Ketua LMKN Dharma Oratmangun menyebut, informasi yang disampaikan Piyu disampaikan secara sepotong. Dharma mengatakan, kalau pun Piyu memang mendapatkan royalti sebesar Rp125 ribu, itu bisa jadi didapat dari periode ketika pandemi covid masih melanda sehingga konser musik ditiadakan.
"Kami menyayangkan beredarnya berita yang tidak cover both side. Kalau disampaikan yang menyebutkan sejumlah angka itu harus dicek apakah didapat saat covid atau bukan," kata Dharma Oratmangun di Jakarta.
Komisioner Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) Johnny Maukar memastikan royalti musik yang didapat Piyu secara keseluruhan nilainya bukan Rp125 ribu.
Musisi asal Surabaya itu disebut Johnny masih mendapatkan royalti dari kategori lain seperti digital. Johnny enggan membuka nominal royalti Piyu, tapi yang pasti jumlahnya bisa mencapai dua digit. Namun, hal itu tidak diungkapkan Piyu ke publik.
"Mungkin yang dimaksud oleh Saudara Piyu Rp 125.000 itu adalah royalti yang didapatkan dari konser musik atau live event. Nah, untuk mengetahui lebih detail, Piyu bisa meminta informasi langsung ke LMKN," kata Johnny.
baca juga: LMKN: Penyanyi Tak Perlu Minta Izin Pencipta Lagu, Asal Bayar Royalti |
"Royalti musik bukan hanya dari pertunjukan musik saja. Piyu juga menerima royalti sebagai musisi melalui LMK dan Piyu juga mendapatkan royalti digital dari WAMI (Wahana Musik Indonesia), mungkin saya bisa tanya sekitaran berapa itu, banyak. Nah itu tidak disebutkan," lanjutnya.
Dharma Oratmangun berharap Piyu dan musisi lain di AKSI tidak membangun konstruksi berlawanan dengan LMKN. Pasalnya, dia menyebut LMKN dan Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) juga berusaha berjuang untuk memperbaiki nasib para musisi, termasuk para pencipta lagu.
"Janganlah membangun narasi untuk kita berhadap-hadapan, saling tuding. Kita seharusnya duduk bersama. LMKN memastikan akan mengundang para insan musik untuk duduk bersama dan saling bertukar informasi. Dalam waktu dekat, kami akan agendakan pertemuan untuk menjelaskan apa yang belum jelas, sekaligus memperjuangkan harapan bersama," tutup Dharma.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News