Foo Fighters (Foto:Instagram @foofighters)
Foo Fighters (Foto:Instagram @foofighters)

Sejarah dan Perjalanan Musik Foo Fighters

Medcom • 15 Mei 2025 09:00
Jakarta: Kini dikenal sebagai salah satu band rock terbesar di dunia, Foo Fighters ternyata lahir dari luka mendalam yang dialami oleh mantan drummer Nirvana, Dave Grohl. Dibentuk pada 1994, band ini menjadi pelampiasan emosional Grohl untuk menyembuhkan diri setelah kepergian tragis Kurt Cobain dan bubarnya band grunge legendaris asal Seattle tersebut.
 
Setelah Kurt Cobain ditemukan meninggal bunuh diri di kediamannya pada April 1994, Dave Grohl sempat menolak tawaran untuk bergabung sebagai drummer Tom Petty and the Heartbreakers. Ia justru memilih berhenti sejenak dari dunia musik.
 
Dalam wawancara bersama CBS Morning, Grohl mengungkap bahwa kepergian Kurt Cobain membuatnya merasa benar-benar kehilangan arah pada saat itu.

“Gue bener-bener ngelewatin masa kelam, sampai-sampai denger radio aja rasanya nyesek banget. Denger musik aja bikin hati gue hancur,” ungkap Dave Grohl yang merasa kehilangan Kurt Cobain.
 
Bahkan, pasca kejadian tersebut, setiap kali Grohl duduk di depan drum set miliknya, ia selalu teringat momen-momen saat masih bersama Nirvana.
 
“Itu selalu bikin gue keinget Nirvana. Setiap kali duduk di depan drum set, pikiran gue langsung balik ke masa-masa itu," lanjutnya.
 
Setelah berhasil melewati masa suram tersebut, Dave Grohl pun perlahan bangkit dan memutuskan untuk kembali bermusik. Namun, alih-alih bergabung dengan band lain sebagai drummer, ia justru memilih untuk menulis dan merekam lagu-lagunya sendiri. Dari sinilah yang kemudian menjadi cikal bakal terbentuknya Foo Fighters.

Asal-Usul Nama Foo Fighters


Jauh sebelum meninggalnya Kurt Cobain dan bubarnya Nirvana, Dave Grohl ternyata sudah menyimpan hasrat untuk menulis lagu sendiri secara diam-diam. Meski dikenal sebagai penggebuk drum di Nirvana, Grohl kerap membawa gitar saat sela-sela tur dan menciptakan beberapa lagu yang ia rahasiakan dari Kurt Cobain dan Krist Novoselic.
 
Pada tahun 1992, ia sempat merekam sejumlah demo dari hasil karya pribadinya dan beberapa cover lagu di Robert Lang Studios, Seattle, Amerika Serikat. Proses rekaman itu hanya menyita waktu selama lima hari, dan berhasil menghasilkan 15 track yang kemudian dirilis dalam bentuk kaset bertajuk Pocketwatch di bawah nama samaran “Late!”. Menariknya, rekaman tersebut akhirnya dipublikasikan oleh Dave Grohl dengan nama anonim "Foo Fighters" agar tidak diketahui oleh para fans Nirvana pada saat itu.
 
“Alasan kenapa gue ngasih nama Foo Fighters tuh karena rekaman pertama yang gue bikin itu (demo album self titled), gue kerjain sendiri. Main drum, gitar, bass, nyanyi juga, semuanya gue yang isi. Terus gue bikin kasetnya, tapi gue nggak mau orang tahu itu dari gue. Soalnya gue nggak mau orang mikir, ‘Oh, nih orang dari Nirvana mau bikin band baru nih.’ Jadi gue kasih aja nama Foo Fighters karena kedengarannya kayak nama band beneran, bukan solo project. Gue dapet nama itu dari buku tentang UFO atau semacamnya gitu,” ungkap Dave Grohl saat diwawancara Conan O'Brien di acara Team Coco pada Juli 2011.
 
Siapa sangka, demo yang awalnya Dave Grohl buat untuk dirinya sendiri itu justru menarik perhatian dari label musik besar. Album debut self titled Foo Fighters akhirnya dirilis secara resmi pada 4 Juli 1995 di bawah naungan label Capitol Records.
 
Momen tersebut sekaligus menjadi titik balik kebangkitan Dave Grohl dalam bermusik, yang kali ini mantap untuk memilih sebagai frontman, bukan lagi menggebuk drum seperti di Nirvaba. Sebagai langkah promosi album perdana tersebut, Grohl akhirnya merekrut sejumlah musisi dan membentuk formasi awal dari Foo Fighters yang terdiri dari dirinya pada (gitar/vokal), Nate Mendel (bass), William Goldsmith (drum), dan Pat Smear (gitar).

Album Kedua dan Konflik Internal


Berselang dua tahun, Dave Grohl dan kawan-kawan akhirnya melepas album kedua penuh mereka bertajuk The Colour and the Shape (1997). Album ini berhasil menelurkan sejumlah hits seperti lagu “Everlong”, “My Hero", dan "Monkey Wrench" yang masih dikonsumsi oleh pendengar musik dari berbagai generasi.
 
Namun di balik layar proses rekaman album kedua tersebut, sempat muncul konflik internal antara Dave Grohl dengan drummer William Goldsmith. Merasa kurang puas dan berbeda visi musik, Grohl saat itu secara sepihak merekam ulang part drum yang diisi oleh Goldsmith. Tak terima karena merasa tak dihargai dan menganggu porsi bermusiknya, William pun akhirnya memilih cabut dari Foo Fighters.

Pergantian Personel di Foo Fighters


Kekosongan pada posisi drummer pasca hengkangnya William Goldsmith akhirnya digantikan oleh Taylor Hawkins, yang kala itu dikenal sebagai drummer tur Alanis Morissette. Tak hanya menjadi penggebuk drum baru di Foo Fighters, Hawkins menjelma menjadi sahabat terdekat sekaligus partner bermusik Dave Grohl yang paling setia hingga akhir hayatnya. Chemistry mereka berdualah yang menjadi fondasi kuat dalam perjalanan musikal Foo Fighters hingga berhasil menggarap 9 album penuh.
 
Sepanjang kariernya, Foo Fighters juga sempat gonta-ganti personel. Pada akhir 1990-an, Pat Smear memilih mundur dari band karena merasa kewalahan dengan jadwal tur yang padat. Ia sempat digantikan oleh Franz Stahl, namun tak berlangsung lama.
 
Tahun 1999, Foo Fighters menemukan sosok gitaris baru yang kemudian menjadi pilar utama band, yaitu Chris Shiflett yang bertahan hingga saat ini. Pat Smear pun sempat kembali bergabung secara tidak resmi sebagai additional player di era album Wasting Light (2011). Tak lama, dirinya kembali diresmikan sebagai anggota penuh Foo Fighters.
 
Tak hanya itu, Foo Fighters juga meresmikan kehadiran Rami Jaffee sebagai anggota tetap pada posisi keyboard di tahun 2017. Sebelumnya, Jaffee telah lama terlibat sebagai additional player dalam berbagai tur Foo Fighters. Kehadiran Jaffee pun berhasil memberi warna baru dalam  musik Foo Fighters.

Dave Grohl Kembali Kehilangan Sahabat & Partner Bermusik

Sejarah dan Perjalanan Musik Foo Fighters
 
Pada 25 Maret 2022, Foo Fighters mengumumkan bahwa mereka kehilangan salah satu sosok penting dan nyawa dalam band. Drummer, Taylor Hawkins meninggal dunia di usia 50 tahun akibat serangan jantung di kamar hotelnya di Bogotá, Kolombia, saat tur Amerika Selatan. Tragedi ini terjadi beberapa jam sebelum Foo Fighters dijadwalkan tampil di sebuah festival musik.
 
Kepergian Taylor Hawkins menjadi pukulan telak bagi Dave Grohl, yang untuk kedua kalinya harus kehilangan sahabat sekaligus partner bermusiknya, setelah sebelumnya sempat ditinggal Kurt Cobain pada 1994. Bagi Grohl, Hawkins bukan hanya sekadar drummer, melainkan pilar penting dan roh kedua bagi Foo Fighters.
 
Taylor Hawkins sendiri dikenal sebagai drummer  teknikal dan energik. Ia juga memiliki peranan penting sebagai backing dan lead vocal di beberapa lagu Foo Fighters. Tak hanya itu, Hawkins juga berperan dalam proses penulisan lagu. Kepergiannya pun membuat Foo Fighters memutuskan untuk hiatus sejenak dalam bermusik.
 
Setelah satu tahun hiatus dari industri musik, Foo Fighters akhirnya kembali bermusik dan mengumumkan bahwa Josh Freese, resmi menggantikan posisi Taylor Hawkins sebagai drummer pada Mei 2023.
 
(Basuki Rachmat)
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan