Ilustrasi not balok (Foto: Pixabay)
Ilustrasi not balok (Foto: Pixabay)

Lirik dan Makna Lagu "Gugur Bunga" Ismail Marzuki untuk Hari Pahlawan

Rafi Alvirtyantoro • 10 November 2025 09:41
Jakarta: Lagu "Gugur Bunga" karya Ismail Marzuki merupakan salah satu lagu wajib nasional yang sering dinyanyikan, terutama saat Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November. Lagu ini memiliki makna sebagai ungkapan duka cita dan penghormatan yang mendalam atas gugurnya seorang pahlawan bangsa.
Ismail Marzuki menciptakan lagu "Gugur Bunga" pada tahun 1945 dengan judul lengkap "Gugur Bunga di Taman Bakti". Penciptaan lagu ini bertujuan untuk menghormati tentara Indonesia yang gugur selama masa revolusi nasional Indonesia.

Makna Lagu "Gugur Bunga"

Lagu "Gugur Bunga" menggambarkan rasa kehilangan yang pilu karena ditinggalkan oleh sosok yang setia, perwira, dan pembela sejati. Meskipun demikian, kesedihan ini diimbangi dengan semangat dan keyakinan bahwa pengorbanan yang dilakukan tidaklah sia-sia.
 
Hal ini ditandai dengan janji bakti yang telah ditunaikan, serta keyakinan bahwa kematian satu pahlawan akan menumbuhkan ribuan pejuang baru. Dalam lagu ini, pahlawan yang gugur diibaratkan sebagai bunga yang harum semerbak di pangkuan ibu pertiwi, mengabadikan warisan pengorbanan mulia demi kejayaan dan keagungan tanah air.

Lirik Lagu “Gugur Bunga”

Betapa hatiku takkan pilu
Telah gugur pahlawanku
Betapa hatiku takkan sedih
Hamba ditinggal sendiri
 
Siapakah kini pelipur lara
Nan setia dan perwira
Siapakah kini pahlawan hati
Pembela bangsa sejati
 
Telah gugur pahlawanku
Tunai sudah janji bakti
Gugur satu tumbuh seribu
Tanah air jaya sakti
 
Gugur bungaku di taman bakti
Di haribaan pertiwi
Harum semerbak menambahkan sari
Tanah air jaya sakti

Sejarah Hari Pahlawan Nasional

Hari Pahlawan, yang diperingati setiap 10 November, ditetapkan untuk mengenang pertempuran besar di Surabaya pada tahun 1945. Pertempuran ini merupakan salah satu yang terpenting melawan kolonialisme pasca Proklamasi Kemerdekaan.
 
Pertempuran tersebut dipicu oleh kematian Brigadir J. Mallaby, pimpinan tentara Inggris di Jawa Timur, meskipun sebelumnya telah disepakati gencatan senjata. Insiden ini memicu ultimatum dari Inggris yang menuntut rakyat Surabaya menyerahkan senjata paling lambat pukul 06.00 pagi, 10 November 1945.
Karena ultimatum tersebut tidak diindahkan oleh tentara dan rakyat Surabaya, terjadilah pertempuran sengit yang berlangsung kurang lebih selama tiga pekan. Semangat perjuangan yang tak kenal menyerah dari warga sipil dan tentara Indonesia menjadikan Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan, dan pertempuran tersebut menjadi simbol perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan