Hal itulah yang disampaikan musisi Lala Karmela. Musisi yang memulai karir sebagai penyanyi solo itu mengungkapkan bakat musik tidak cukup menciptakan musisi yang berkualitas. Menurutnya, melalui sekolah sesuatu hal dasar dalam bermusik bisa dipelajari seseorang.
"Kadang kita sudah lahir dengan bakat musik, namun hal itu perlu kita asah juga, kadang kita tak mengerti background-nya itu apa dan dengan adanya pendidikan musik kita bisa belajar lagi dari berbagai jenis musik," kata Lala dalam program Idenesia dengan tema Musikalitas Dalam Kampus, Selasa (19/4/2016).
Tidak hanya itu, sekolah juga mengajarkan seseorang untuk menghargai berbagai jenis musik yang ada. Sehingga, pendidikan musik bisa menyatukan berbagai perbedaan genre yang ada.
"Dari situ ada perpaduan antara keindahan dari kita kepada orang lain, jadi musik bisa menyatukan sesama," kata dia.
Lala menilai terkadang genre musik yang disukai dan digandrungi oleh seorang musisi membuatnya merendahkan jenis musik orang lain. Sehingga memunculkan ego dalam musisi tersebut membuat tujuan untuk menghasilkan karya yang indah tidak tercapai.
"Pada dasarnya musik tidak mengajarkan kita seperti itu. Jadi dengan sekolah musik kita bisa memunculkan rasa toleransi satu sama lain," ujar Lala.
Keberadaan sekolah musik di Indonesia masih belum merata di seluruh daerah. Saat ini fasilitas pendidikan musik di nusantara masih terpusat di Pulau Jawa. Hal itulah yang disayangkan komposer papan atas Indonesia, Aminoto Kosin. Menurutnya, pelaku pendidikan musik hingga pemerintah harus memperhatikan tersebut.
Jika perlu, kata pria yang akrab disapa Amin, di setiap pulau di Indonesia disediakan fasilitas pendidikan musik yang memadai. Sehingga keunikan dan keanekaragaman yang dimiliki budaya musik Indonesia terwadahi oleh sekolah musik tersebut.
"Pertama dari sekolah bisa memberikan beasiswa kepada anak-anak yang berbakat lebih baik," kata Aminto.
Hal senada juga disampaikan Dekan Fakultas Ilmu Seni Universitas Pelita Harapan Antonius Priyanto. Dirinya meminta agar musik diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Selain itu, kualitas pendidik juga harus mumpuni. Pasalnya, pria yang memiliki latar belakang pendidikan agama ini menilai guru musik yang ada masih di bawah standar.
"Sekarang memang tidak ada standarnya. Saya dulu juga korban. Dulu yang ngajar musik adalah guru agama yang tidak bisa musik," kata Antonius.
Antonius menyatakan musik merupakan bidang ilmu yang sangat kompleks yang tak bisa diajarkan sembarang orang. "Dari situ saya sadar ini tidak bisa, musik itu begitu kompleks, memerlukan disiplin ilmu yang serius," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News