“Aku pergi menonton Silk Sonic di Vegas, dan mereka mengunci ponselku. Aku belum pernah merasakan pengalaman konser sebaik itu,” ungkap Carpenter dikutip dari NME.
“Rasanya seperti kembali ke tahun 70-an meskipun aku belum lahir saat itu. Tapi semua orang menyanyi, menari, saling menatap, dan tertawa. Rasanya sungguh indah.”
Meskipun menyadari bahwa larangan ini berpotensi memicu ketidakpuasan dari para penggemarnya, Carpenter merasa ada nilai emosional dan pengalaman yang jauh lebih mendalam ketika penonton tidak terganggu oleh layar ponsel.
“Aku tumbuh di zaman di mana iPhone ada di setiap konser. Sayangnya, itu terasa sangat normal bagiku. Aku tidak menyalahkan orang yang ingin mengabadikan momen,” lanjutnya. “Tapi, tergantung berapa lama aku akan tur, dan di usia berapa nanti… girl, ambil saja ponsel-ponsel itu. Jangan zoom wajahku saat aku umur 80 tahun di atas panggung nanti.”
Larangan penggunaan ponsel di konser bukan hal baru di industri musik. Musisi seperti Jack White sudah menerapkannya sejak 2018 demi memberikan “pengalaman yang benar-benar manusiawi.” Band rock Ghost juga baru-baru ini menerapkan aturan “bebas ponsel” dalam tur dunia mereka.
Frontman Ghost, Tobias Forge, menyatakan bahwa kebijakan tersebut dibuat agar penonton bisa benar-benar hadir secara emosional dalam konser. “Nilai dari tidak melihat ponsel itu seperti perjalanan waktu,” ujar Forge dalam wawancara dengan Loudwire Nights. “Jika tampil di hadapan 10.000 orang dan 8.000 di antaranya mengangkat ponsel, itu gila. Seandainya bisa selalu seperti ini.”
Bob Dylan juga menerapkan kebijakan serupa dalam tur Inggris-nya tahun lalu, mengikuti tren yang semakin populer di kalangan musisi besar.
Di sisi lain, Sabrina Carpenter juga sedang dalam sorotan usai mengumumkan album barunya bertajuk Man’s Best Friend, yang dijadwalkan rilis pada 29 Agustus 2025. Lagu andalan dari album ini adalah "Manchild", yang videonya menggambarkan Carpenter meninggalkan pria-pria “tak berguna” dalam hidupnya sambil melakukan perjalanan hitchhiking melintasi AS.
Namun, karya seni sampul album ini menuai kritik. Dalam gambar tersebut, Carpenter tampak berlutut sementara seseorang yang tidak terlihat wajahnya menarik rambutnya. Sebuah organisasi perempuan menganggap visual ini sebagai simbol kekerasan dan merendahkan martabat perempuan.
Merespons kritik tersebut, Carpenter mengatakan, “Aku sedang menikmati masa di mana belum ada yang mendengar atau tahu tentang ini, jadi aku bisa tidak peduli. Aku benar-benar tidak peduli, karena aku sangat bersemangat.”
Sementara itu, Miley Cyrus turut angkat bicara mengenai jadwal tur Carpenter yang padat. Ia menyatakan kekhawatiran terhadap kondisi kesehatan mental Carpenter, menyoroti pentingnya istirahat di tengah tekanan industri musik yang intens.
(Nithania Septianingsih)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id