Bangka berasal dari kata sankskerta Wangka (Vanca) yang berarti timah. Tidak heran, jika Bangka juga disebut sebagai Pulau Timah.
Bangka juga memiliki kekayaan budaya, salah satunya kain tenun Cual yang terkenal sejak zaman penjajahan Belanda. Cual artinya proses awal pada pencelupan benang untuk pembuatan motif.
Tenun cual menggunakan benang limar yang dibuat sendiri oleh pengrajin tenun cual dan juga benang emas yang dibeli dari luar negeri. Karena kualitasnya yang tinggi, kain ini sempat dijadikan sebagai alat transaksi masyarakat Bangka.
“Orang Belanda bilang, kalau mau berobat ke Belanda ada yang bayar pakai Kain Cual,” kata Kepala Koperasi Kain Cual di Pangkal Pinang, Martinah, kepada Yovie Widianto.
Tenun cual terkenal sangat halus karena dibuat dari satu helai benang. Untuk membuatnya, membutuhkan waktu tiga bulan. Ketika dijual, harganya mencapai Rp20 juta.
“Apalagi kalau umurnya sudah ratusan tahun, itu harganya tidak ternilai. Kalau kita punya, tidak akan menjualnya,” ucap Martinah.
Namun, warga Bangka sempat tidak lagi mmebuat Tenun Cual saat terjadi perang dunia pertama. Aktifitas menenun kembali dilakukan pada 1990 oleh warga Kota Mentok di bagian barat Pulau Bangka.
“Pada 1990 bisa kita produksi kembali. Kita adopsi ke Pangkal Pinang,” ungkap Martinah.
Bangka juga terkenal dengan musik tradisional yang sangat kental dengan budaya melayu. Salah satu alat musik kebanggaan Bangka adalah Gambus.
Gambus bentiknya seperti gitar, tapi memiliki karakteristik dan bunyi yang berbeda. Gambus biasanya dipakai untuk mengiringi berbagai acara adat, tari-tarian, dan acara lainnya.
“Keunikan Gambus Bangka ada bentuk kepala rusa di bagian gitar. Kalau bukan kepala rusa, bukan Gambus namanya,” kata seorang pemain Gambus Bangka, Cak Mit.
Menurut Cak Mit, senar yang digunakan Gambus Bangka menggunakan tali pancing. Sebab, benang pancing dapat mengeluarkan bunyi unik yang berbeda dari senar gitar biasa.
Tidak lengkap rasanya jika berkunjung ke suatu daerah tanpa mencicipi kuliner khasnya. Lempah Kuning adalah masakan yang paling banyak diklaim sebagai masakan paling khas dan paling popular di seantero Bangka.
Di warung, rumah makan, bahkan dalam sajian menu sehari-hari, Lempah Kuning merupakan sajian yang paling banyak dimasak di Bangka. Makanan berkuah kining ini memiliki rasa manis, pedas dan asam.
Makanan tradisional warga Bangka lainnya yaitu Rusip. Makanan ini dibuat dari ikan teri atau bilis yang difermentasikan.
Selain Lempah Kuning, Bangka juga terkenal dengan makanan Rusip. Makanan ini terbuat dari ikan teri yang difermentasi ini biasanya dijadikan sebagai sambal oleh masyarakat Bangka.
Rusip digunakan sebagai pengganti sambal untuk lalapan. Rusip ini merupakan lauk untuk menambah nafsu makan, sangat cocok jika ada lalapan seperti daun singkong, genjer, atau timun.
Penasaran dengan dengan jejak budaya dan keunikan di Bangka lainnya? Saksikan perjalanan Yovie Widianto menyusuri kekayaan budaya Pulau Bangka dalam Program IDEnesia pada Kamis (4/12/2014) pukul 22.30 WIB di Metro TV.
Ikuti pula kuis dari IDEnesia dan Galeri Indonesia Kaya dengan follow twitter @IDEnesiaTwit atau @IndonesiaKaya. Ada bingkisan menarik bagi para pemenangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News