Tumbuh di Jakarta membuatnya secara perlahan penasaran dan mencintai budaya Betawi. Karenanya, untuk lebih mengenal budaya Betawi maka Maudy pun mengikuti ajang putra-putri daerah di Jakarta Utara yang bernama Abang None Jakarta Utara pada tahun 1993.
“Saya ini kan abang none juga tahun 1993. Awalnya saya ikut juga karena saya merasa saya besar di Jakarta tapi enggak tau apa-apa tentang Betawi, karena saya pingin tahu akhirnya saya ikut Abnon waktu itu,” ucap Maudy Koesnaedi di Bentar Budaya Jakarta, Jakarta.
Setelah mengikuti Abang None, karier keartisan Maudy mulai berkembang. Namun kecintaannya pada Betawi tak luntur. Ia semakin ingin bisa berkontribusi dalam pelestarian budaya Betawi. Maka ia bersama teman-temannya di Abang None Jakarta Utara mencetuskan ide untuk membuat Teater Abang None.
“Waktu mau bikin pertunjukan Teater Abnon, kita coba cari sponsor sana-sini enggak dapat, emang susah. Jadi waktu itu pakai duit sendiri buat tampil. Akhirnya kita tampil pertama teater abnon utara tahun 2009,” ungkap Maudy.
“Pas sudah selesai tampil terus Pak Foke yang juga nonton minta supaya tahun depan dibikin lagi tapi enggak hanya abnon utara saja. Akhirnya dibikin satu Jakarta dan kita rutin mengadakan teater abnon tiap tahun,"lanjut pemeran Zaenab di sinetro Si Doel Anak Sekolahan tersebut.
Terakhir kali Teater Abang None menampilkan pertunjukan yang berjudul Jawara pada Oktober 2015. Pertunjukan tersebut adalah pertunjukan kesembilan dari Teater Abang None. Teater Abang None adalah salah satu medium dan cara dari Maudy untuk memperkenalkan budaya Betawi kepada banyak orang terutama anak muda.
"Melalui teater abnon ini saya juga pingin memperkenalkan budaya Betawi kepada generasi-generasi muda agar dikenal. Saya juga mengemas cerita abnon ditambah intrik-intrik di dalam ceritanya. Enggak asal cerita aslinya saya pakai. Karena kalau enggak diadaptasi dan enggak dikembangin ya enggak akan ada yang mau nonton. Tetap perlu kreatifitas dan sentuhan moderen,” jelas Maudy.
Namun, perjalanan Maudy dalam melestarikan budaya Betawi juga terkadang masih ada yang mencibir. Beberapa kali Maudy dianggap berusaha mencari popularitas melalui budaya Betawi.
“Saya juga pernah dituduh mencari popularitas melalui betawi. Lah orang naskah saya bikin sendiri, tampil biaya sendiri, iklan sendiri. Kalau cari popularitas mending saya main film saja, main iklan. Saya ditawarin bikin album seabrek-abrek juga pernah kali, cuma saya sadar diri karena saya tahu suara saya jelek," katanya.
Menurut Maudy Koesnaedi, anak muda perlu kreatif dalam mencari cara untuk melestarikan budaya Betawi. Karena budaya bisa dilestarikan melalui medium apapun selama ada usaha dan niatnya positif.
“Anak muda yang kreatif-kreatif yang harusnya pintar mencari angle untuk melestarikan budaya Betawi. Mau apanya yang diangkat bisa aja asal kreatif,” ujar Maudy.
“Kalau kamu cinta budaya kamu, mulai saja dari yang kecil-kecil saja dulu. Kalau suka film bisa kumpul sama teman-teman yang suka film. Terus bikin film tentang budaya betawi. Kalau sukanya apa, bisa cari komunitasnya. Tapi ya awal-awal memang sulit, harus pakai biaya sendiri dulu,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News